Sabtu, 10 April 2010
3 Penafsiran Bukan Ala Sahabat Rasulullah Berakibat Fatal
Fenomena sekarang yang telah muncul dan marak adalah muncul aliran-aliran yang telah difatwakan oleh MUI sebagai aliran sesat. Tak tanggung-tanggung suara umat muslim pun bergelora sahut-menyahut. Akan tetapi tidak satu suara. Mereka ada yang pro dan kontra. Mengapa suara umat Islam ini terpecah jadi dua? Apakah kita telah kehilangan pegangan?
Sekarang telah banyak dan bermunculan situs-situs yang mencemarkan nama baik Islam. Tidak tanggung-tanggung dalam membuat artikel. Mereka membawa-bawa al quran dan hadis lengkap dengan ayat-ayat dan periwayatnya. Bagi orang-orang yang tidak mengerti tentang penafsiran ala sahabat rasulullah, mereka tentu akan merasa ragu dengan keyakinan beragama islamnya. Bahkan mereka bisa-bisa murtad (keluar dari agama Islam). Allah berfirman dalam al quran QS. Al Hajj {22}: 74
Hilang sudah rasa kepercayaan mereka terhadap Allah sebagai Tuhan Yang Maha Kuat dan Maha Perkasa. Jika keadaan sekarang seperti ini, kebutuhan jihad tidak dapat dipisahkan dari Islam. Baca selengkapnya. Kalau hilang rasa percaya itu, apakah bisa diklaim beriman?
Salah Penafsiran
Tidak ada yang keliru dalam al quran dan hadis yang merupakan dua pegangan umat Islam. Hanya saja, banyak mereka yang tidak mengerti asal-usul atau penafsiran sahabat dengan jelas. Hal inilah yang dimanfaatkan oleh musuh Islam untuk mengelabui Islam dengan kitabnya sendiri, al qur'an.
Saya telah menjelajah situs-situs yang merusak citra Islam dengan pemahaman mereka sendiri. Sebagai pembanding lihat QS. Al Qashash {28}:67
Kemudian saya kutip lagi sebagaian kecil dari pernyataannya yang mengatakan bahwa Allah itu bukan Tuhan, melainkan berhala yang berwujud batu "hajar aswad", atas dasar hadis berikut:
Tentu tafsir yang hampir-hampir menggoyahkan keyakinan kita selama ini bukan? Mereka seenaknya menafsirkan al qur'an dan hadis menurut keperluan mereka sendiri. Sungguh kaum yang melampaui batas dan tidak mengerti.
Pembeda Yang Jelas
Lalu apa pembeda mereka (orang-orang yang melampaui batas) dengan kita sebagai orang muslim jika sama-sama memiliki al quran dan hadis jika bukan karena pemahaman mereka sendiri. Simak QS. Al Munafiqun {63}:3
Oleh karena itu dalam menafsirkan ayat al quran maupun hadis, diwajibkan dan diharuskan mengikuti penafsiran para sahabat rasulullah. Jelas perbedaannya, mereka adalah sebaik-baik umat yang menerapkan Islam secara keseluruhan dan ada di jaman rasullah hingga wafat rasulullah. Sehingga peluang kesalahan dalam pemahaman sesuai syariat Islam lebih sedikit dibandingkan pemahaman kita yang telah beratus-ratus tahun hidup setelah Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam wafat.
Selain itu, dalam menerapkan Islam jangan setengah hati sebagaimana perintah Allah QS. Al Baqarah {2}:208
Wallahu a'lam bish showab.***
Sekarang telah banyak dan bermunculan situs-situs yang mencemarkan nama baik Islam. Tidak tanggung-tanggung dalam membuat artikel. Mereka membawa-bawa al quran dan hadis lengkap dengan ayat-ayat dan periwayatnya. Bagi orang-orang yang tidak mengerti tentang penafsiran ala sahabat rasulullah, mereka tentu akan merasa ragu dengan keyakinan beragama islamnya. Bahkan mereka bisa-bisa murtad (keluar dari agama Islam). Allah berfirman dalam al quran QS. Al Hajj {22}: 74
"Mereka tidak mengenal Allah dengan sebenar-benarnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa."
Hilang sudah rasa kepercayaan mereka terhadap Allah sebagai Tuhan Yang Maha Kuat dan Maha Perkasa. Jika keadaan sekarang seperti ini, kebutuhan jihad tidak dapat dipisahkan dari Islam. Baca selengkapnya. Kalau hilang rasa percaya itu, apakah bisa diklaim beriman?
Salah Penafsiran
Tidak ada yang keliru dalam al quran dan hadis yang merupakan dua pegangan umat Islam. Hanya saja, banyak mereka yang tidak mengerti asal-usul atau penafsiran sahabat dengan jelas. Hal inilah yang dimanfaatkan oleh musuh Islam untuk mengelabui Islam dengan kitabnya sendiri, al qur'an.
Saya telah menjelajah situs-situs yang merusak citra Islam dengan pemahaman mereka sendiri. Sebagai pembanding lihat QS. Al Qashash {28}:67
"Adapun orang yang bertaubat dan beriman, serta mengerjakan amal yang saleh, semoga dia termasuk orang-orang yang beruntung."Sepintas tidak ada yang salah dari ayat itu. Namun pada situs yang saya temui yang merusak citra Islam, dia menganggap adanya ayat tersebut membuktikan bahwaAllah tidak mempunyai konsekuensi pasti terhadap kaum yang bertaubat dan beriman. Dengan adanya kata "semoga". Pikirnya, mengapa tidak digunakan saja semisal kata pengganti "sungguh" atau "benar-benar" yang lebih tegas dan yakin. Sungguh pemahaman yang didasarkan atas pemikiran sendiri.
Kemudian saya kutip lagi sebagaian kecil dari pernyataannya yang mengatakan bahwa Allah itu bukan Tuhan, melainkan berhala yang berwujud batu "hajar aswad", atas dasar hadis berikut:
==========================================================
ABU DAWUD, Book 10, Number 1813:
Diriwayatkan Abdullah ibn Abbas: Nabi (pun) berkata: Orang yang melakukan umrah harus berteriak talbiyah sampai dia menyentuh Batu Hitam.
[Talbiyah = "Ya Allah, aku datang memenuhi undanganmu. Tiada sekutu bagimu..."]
3 BUKTI LOGIS DAN FAKTUIL YANG TIDAK TERBANTAHKAN :
- Arah Kiblat ke Kaabah, menunjukkan bahwa sesembahan Muslim adalah berhalanya Quraish.
- Simbol bulan sabit, adalah simbol DEWA BULAN.
- Ritual cium batu oleh para calon haji, yg diikuti dg seruan “Ya allah, aku datang kepadamu.”
Tentu tafsir yang hampir-hampir menggoyahkan keyakinan kita selama ini bukan? Mereka seenaknya menafsirkan al qur'an dan hadis menurut keperluan mereka sendiri. Sungguh kaum yang melampaui batas dan tidak mengerti.
Pembeda Yang Jelas
Lalu apa pembeda mereka (orang-orang yang melampaui batas) dengan kita sebagai orang muslim jika sama-sama memiliki al quran dan hadis jika bukan karena pemahaman mereka sendiri. Simak QS. Al Munafiqun {63}:3
"Yang demikian itu adalah karena bahwa sesungguhnya mereka telah beriman, kemudian menjadi kafir (lagi) lalu hati mereka dikunci mati; karena itu mereka tidak dapat mengerti."Kembali ke Penafsiran Sahabat Rasulullah
Oleh karena itu dalam menafsirkan ayat al quran maupun hadis, diwajibkan dan diharuskan mengikuti penafsiran para sahabat rasulullah. Jelas perbedaannya, mereka adalah sebaik-baik umat yang menerapkan Islam secara keseluruhan dan ada di jaman rasullah hingga wafat rasulullah. Sehingga peluang kesalahan dalam pemahaman sesuai syariat Islam lebih sedikit dibandingkan pemahaman kita yang telah beratus-ratus tahun hidup setelah Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam wafat.
Selain itu, dalam menerapkan Islam jangan setengah hati sebagaimana perintah Allah QS. Al Baqarah {2}:208
"Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu. "Mari kita belajar memperdalam ilmu tafsir dan hukum yang ada dalam al quran dan hadis agar kita tidak mudah dipengaruhi oleh mereka yang ingin Islam hancur. Pilih kepemimpinan spiritual agar mampu membimbing kita ke jalan yang lurus. Baca selengkapnya.
Wallahu a'lam bish showab.***
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
3 comments:
mari kembali ke islam yg sebenar2nya
@ membuat toko online : benar, dengan kembali ke ajaran Islam yang benar, kita tidak akan terpedaya oleh orang lain
mohon dukungannya ya...
di ahkhir kontes ini
blog saya juga dofollow silahkan kunjungi
Mohon Tinggalkan Komentar tetapi jangan mengandung unsur SARA dan Spam!