Jumat, 25 Juni 2010
Istighfar dan Keutamaannya yang Lain
2010-06-25T09:44:00+07:00Firman Azka's BlogAmalan Utama|
Comments
Istighfar dan Keutamaannya yang Lain
Mendekatkan diri kepada Allah selalu identik dengan ibadah fisik yang dilakukan seperti shalat. Padahal tidak hanya ibadah fisik saja, melalui amal dan lisan pun hal tersebut dapat dilakukan. Melalui lisan misalnya istighfar, yakni kita sudah kenal sebagai doa memohon ampun kepada Allah atas semua perbuatan dosa. Terjemahannya pun jelas menunjukkan permohonan ampun kepada Allah. Disamping itu masih terdapat keutamaan lain yang tak kalah dibanding doa-doa panjang yang terkadang kita tidak menghafal. Ibarat setali tiga uang. Bahkan juga terdapat unsur ancaman bila tidak melakukannya. Ingin tahu? Simak ulasan berikut.
Tambah Anak, Hujan, dan Rezeki
Selain menghapus dosa, istighfar juga memberi manfaat lain. Ia bisa membuka pintu rezeki sebagaimana firman Allah dalam QS. Nuh {71}:10 - 12.
Rasulullah lalu berkata, "Engkau memperbanyak istighfar dan sedekah maka engkau akan diberi rezki dengan lantaran keduanya." Laki-laki itu kemudian bersedekah dan istighfar. Jabir mengatakan bahwa laki-laki itu akhirnya dikaruniai sembilan anak laki-laki. Sungguh luarbiasa.
Umar bin Khattab, salah satu sahabat utama Rasulullah yang akhirnya menjadi khalifah ke dua setelah Abu Bakar memegang erat-erat ayat tersebut ketika ia meminta supaya Allah SWT menurunkan hujan. Mathraf meriwayatkan dari cerita Asy Sya'bi bahwa suatu ketika, Umar keluar dari rumahnya untuk berkumpul bersama orang-orang meminta hujan turun. Namun, Umar hanya membaca istighfar tak lebih dari itu hingga akhirnya pulang.
Seseorang berkata kepadanya, "Aku tidak mendengar engkau memohon supaya turun hujan." Umar berkata, "Aku meminta pertolongan supaya didatangkan bintang majadin di langit yang biasanya membawa turun hujan. Setelah itu ia membaca ayat (QS Nuh {71}: 10 - 12) di atas, maka aku (Umar) katakan kepada mereka, 'Mohonkanlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia Maha Pengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat."
Antara Nikmat dan Ancaman
Istighfar juga dapat menimbulkan kenikmatan bagi pembacanya. Kenikmatan yang dimaksud di sini tidak hanya dirasakan oleh hati, tetapi kenikmatan berupa kelapangan. Allah berfirman dalam QS. Hud {11}:3.
Terdapat suatu ancaman juga jika dilihat pada ayat di atas, yakni akan ditimpakan siksa pada hari kiamat karena tidak ber-isthighfar. Naudzubillahi min dzalik.
Mari kita biasakan diri membaca istighfar agar kita mendapat keutamaan seperti saya sebutkan di atas dan terhindar dari ancaman Allah. Dan jangan lupa kita bangun bersama khilafah Islam, peradaban Islam, dan syariah Islam agar kita dapat menjalankan amalan kita secara kaffah (menyeluruh).
Wallahu a'lam bish showab. ***
Tambah Anak, Hujan, dan Rezeki
Selain menghapus dosa, istighfar juga memberi manfaat lain. Ia bisa membuka pintu rezeki sebagaimana firman Allah dalam QS. Nuh {71}:10 - 12.
Maka aku katakan kepada mereka: 'Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.Kemudian terdapat sebuah kisah yang terdapat dalam Musnad Abu Hanifah. Dari kitab yang ditulis oleh Imam Hanafi, salah satu iman madzhab, disebutkan sebuah riwayat daji Jabir bin Abdullah. Suatu ketika, ada seseorang yang datang menemui Nabi SAW. Orang ini belum dikaruniai anak, karena itu ia ingin mendapatkan keturuan.
Rasulullah lalu berkata, "Engkau memperbanyak istighfar dan sedekah maka engkau akan diberi rezki dengan lantaran keduanya." Laki-laki itu kemudian bersedekah dan istighfar. Jabir mengatakan bahwa laki-laki itu akhirnya dikaruniai sembilan anak laki-laki. Sungguh luarbiasa.
Umar bin Khattab, salah satu sahabat utama Rasulullah yang akhirnya menjadi khalifah ke dua setelah Abu Bakar memegang erat-erat ayat tersebut ketika ia meminta supaya Allah SWT menurunkan hujan. Mathraf meriwayatkan dari cerita Asy Sya'bi bahwa suatu ketika, Umar keluar dari rumahnya untuk berkumpul bersama orang-orang meminta hujan turun. Namun, Umar hanya membaca istighfar tak lebih dari itu hingga akhirnya pulang.
Seseorang berkata kepadanya, "Aku tidak mendengar engkau memohon supaya turun hujan." Umar berkata, "Aku meminta pertolongan supaya didatangkan bintang majadin di langit yang biasanya membawa turun hujan. Setelah itu ia membaca ayat (QS Nuh {71}: 10 - 12) di atas, maka aku (Umar) katakan kepada mereka, 'Mohonkanlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia Maha Pengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat."
Antara Nikmat dan Ancaman
Istighfar juga dapat menimbulkan kenikmatan bagi pembacanya. Kenikmatan yang dimaksud di sini tidak hanya dirasakan oleh hati, tetapi kenikmatan berupa kelapangan. Allah berfirman dalam QS. Hud {11}:3.
Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya. (Jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan memberikan kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya. Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya Aku takut kamu akan ditimpa siksa hari kiamat.
Terdapat suatu ancaman juga jika dilihat pada ayat di atas, yakni akan ditimpakan siksa pada hari kiamat karena tidak ber-isthighfar. Naudzubillahi min dzalik.
Mari kita biasakan diri membaca istighfar agar kita mendapat keutamaan seperti saya sebutkan di atas dan terhindar dari ancaman Allah. Dan jangan lupa kita bangun bersama khilafah Islam, peradaban Islam, dan syariah Islam agar kita dapat menjalankan amalan kita secara kaffah (menyeluruh).
Wallahu a'lam bish showab. ***
Istighfar dan Keutamaannya yang Lain
2010-06-25T09:44:00+07:00
Firman Azka's Blog
Amalan Utama|
Langganan:
Posting Komentar (Atom)