Jumat, 16 Juli 2010
Berani Katakan "Tidak" Kepada Non-Muslim
2010-07-16T21:05:00+07:00Firman Azka's BlogPegangan|Sampaikanlah|
Comments
Berani Katakan "Tidak" Kepada Non-Muslim
Islam memang agama yang mengajarkan toleransi yang sangat besar kepada pemeluk agama lain. Toleransi adalah konsep modern untuk menggambarkan sikap saling menghormati dan saling bekerjasama di antara kelompok-kelompok masyarakat yang berbeda baik secara etnis, bahasa, budaya, politik, maupun agama. Toleransi, karena itu, merupakan konsep agung dan mulia yang sepenuhnya menjadi bagian dari ajaran agama-agama, termasuk agama Islam.
Akan tetapi, hal yang terlanjur timbul ke permukaan adalah toleransi dalam bentuk lain yang sering diungkapkan oleh kaum liberalis. Toleransi yang dimaksud adalah dalam bentuk rutinitas kerohanian agama lain. Sebagian dari kita menganggap, semisal perayaan-perayaan yang tidak ada syariah Islam di dalamnya, atau merupakan perayaan agama lain seperti natal, hari valentine, dan perayaan lainnya menjadi patut diikutsertakan dalam sendi-sendi Islam sebagai bentuk toleransi.
Toleransi Islam, Kebebasan Beragama
Islam secara jelas dan terang-terangan mengedepankan toleransi. Kita pun dilarang untuk memaksakan agama kita kepada orang lain karena hidayah itu hanya milih Allah. Allah-lah yang memutuskan hendak memberi nikmat (petunjuk) kepada seseorang atau pun tidak. Oleh karenanya, wajib kita syukuri nikmat Islam yang Allah telah berikan kepada kita seperti artikel lalu yang telah saya bahas.
Allah memperjelas dalam QS. Al Baqarah {2}: 256
Yang Itu, Bukan Toleransi
Segala macam cara ditempuh oleh segolongan orang yang membenci Islam. Tak ketinggalan mulai dari pola pikir dan seluk beluk sendi-sendi Islam pun mereka ikut beragumen. "Tak ikut-ikutan, tak ikut trend". Mereka sengaja membuat trend yang mereka maksud adalah trend yang menyimpang dari Islam yang terkadang mereka selipkan budaya-budaya non-muslim.
Maka, jangan hiraukan ucapan mereka! Biarlah mereka bertoleransi menurut ide-ide mereka sendiri. Kita sudah memiliki patokan toleransi sesuai ajaran Islam. Sejak jaman Rasulullah pun, orang-orang non-muslim sering mengadakan negosiasi toleransi beragama hingga masalah beribadatan dan akidah. Kemudian turunlah surat penegasan yang berisikan penolakan toleransi yang dimaksud orang-orang non muslim tersebut dalam QS. Al Kafirun {109}: 1-6
Wallahu a'lam bish showab.***
Akan tetapi, hal yang terlanjur timbul ke permukaan adalah toleransi dalam bentuk lain yang sering diungkapkan oleh kaum liberalis. Toleransi yang dimaksud adalah dalam bentuk rutinitas kerohanian agama lain. Sebagian dari kita menganggap, semisal perayaan-perayaan yang tidak ada syariah Islam di dalamnya, atau merupakan perayaan agama lain seperti natal, hari valentine, dan perayaan lainnya menjadi patut diikutsertakan dalam sendi-sendi Islam sebagai bentuk toleransi.
Toleransi Islam, Kebebasan Beragama
Islam secara jelas dan terang-terangan mengedepankan toleransi. Kita pun dilarang untuk memaksakan agama kita kepada orang lain karena hidayah itu hanya milih Allah. Allah-lah yang memutuskan hendak memberi nikmat (petunjuk) kepada seseorang atau pun tidak. Oleh karenanya, wajib kita syukuri nikmat Islam yang Allah telah berikan kepada kita seperti artikel lalu yang telah saya bahas.
Allah memperjelas dalam QS. Al Baqarah {2}: 256
Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barang siapa yang ingkar kepada thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat (Islam) yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.Dalam ayat di atas, terlihat bahwa tidak ada paksaan memeluk Islam. Namun, Allah mempertegas bahwa yang berpegang kepada tali Islam-lah yang benar dan bukan jalan sesat.
Yang Itu, Bukan Toleransi
Segala macam cara ditempuh oleh segolongan orang yang membenci Islam. Tak ketinggalan mulai dari pola pikir dan seluk beluk sendi-sendi Islam pun mereka ikut beragumen. "Tak ikut-ikutan, tak ikut trend". Mereka sengaja membuat trend yang mereka maksud adalah trend yang menyimpang dari Islam yang terkadang mereka selipkan budaya-budaya non-muslim.
Maka, jangan hiraukan ucapan mereka! Biarlah mereka bertoleransi menurut ide-ide mereka sendiri. Kita sudah memiliki patokan toleransi sesuai ajaran Islam. Sejak jaman Rasulullah pun, orang-orang non-muslim sering mengadakan negosiasi toleransi beragama hingga masalah beribadatan dan akidah. Kemudian turunlah surat penegasan yang berisikan penolakan toleransi yang dimaksud orang-orang non muslim tersebut dalam QS. Al Kafirun {109}: 1-6
Katakanlah: "Hai orang-orang kafir. Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku."Terlihat dari ayat di atas ucapan yang sama ditulis berkali-kali. Hal ini menjadi penegasan bahwa dalam Islam tidak ada toleransi dalam hal ibadah dan akidah. Kita tak perlu malu tunjukkan identitas Islam kita. Semoga sedikit ulasan ini dapat membuka wawasan kita dan lebih berhati-hati lagi.
Wallahu a'lam bish showab.***
Berani Katakan "Tidak" Kepada Non-Muslim
2010-07-16T21:05:00+07:00
Firman Azka's Blog
Pegangan|Sampaikanlah|
Langganan:
Posting Komentar (Atom)