Tajuk Karangan

Makanan dan MinumanHukum Islam Tentang Makanan - MinumanDunia di era globalisasi memang serba memusingkan. Mau ini salah, mau itu juga salah. Karena kita telah mengenal segala sesuatu dengan cara pintas dan tidak baik. Banyak terjadi kemungkaran di mana-mana. Termasuk makanan dan minuman yang haram.....

Readmore

Larangan Sombong Dalam IslamLarangan Sombong Dalam IslamSuatu hari mungkin kita menemui suatu kemudahan dalam urusan kita. Orang lain bertanya kepada kita bagaimana cara anda menyelesaikan persoalan tersebut....

Readmore

Bencana Akibat Kemaksiatan - Sistem Yang BatilBencana Akibat Kemaksiatan - Sistem Yang BatilSungguh amat pilu negeri pertiwi kita. Bencana kembali melanda Indonesia, ini sejarah mencatat 3 bencana besar datang hampir bersamaan. Mulai dari bencana di Wasior, Papua,.....

Readmore

Kaum Terdahulu Yang DimusnahkanKaum Terdahulu Yang Dimusnahkan Sebenarnya, dari dulu telah terjadi kerusakan moral dan etika yang dikenal dengan zaman jahiliyah (kebodohan). Mereka adalah kaum yang dilaknat oleh Allah SWT dan diabadikan di dalam Al Quran...

Readmore

Kembali ke Al Quran - Hadis, Tegakkan Syariah IslamKembali ke Al Quran - Hadis, Tegakkan Syariah IslamDilema masyarakat kita tentang kebenaran suatu perkara atau hal yang sangat pelik sekali pun menjadi sesuatu yang tidak dapat ditentang. Sudah merupakan tuntutan jaman yang serba ingin cepat dan instan, membuat segalanya jadi kabur....

Readmore

Minggu, 19 Desember 2010

Comments Menuai Untung, Mencegah Rugi Dalam Islam


Jika Anda adalah seorang pebisnis, maka Anda akan dituntut untuk siap rugi disamping keuntungan yang akan Anda dapatkan. Begitupula dalam beragama Islam, terdapat istilah untung dan rugi. Jika rugi dalam pasar bisnis dapat kita tutupi dengan keuntungan yang akan datang dikemudian hari. Namun jika rugi dalam akhirat, adakah kesempatan lagi bagi kita untuk mendapatkan keuntungan? Hal inilah yang perlu kita cermati. Selengkapnya, simak ulasan berikut.

Orang Yang Bangkrut
Dalam suatu riwayat hadist shahih, Rasulullah pernah bertanya kepada para sahabat Beliau mengenai definisi orang yang bangkrut.

Siapakah orang yang bangkrut?" tanya Rasulullah di hadapan para sahabat. Para sahabat menjawab, "Mereka adalah orang yang tak mempunyai uang dan perhiasan." "Bukan," timpal Rasulullah. Beliau kemudian melanjutkan, "Orang yang bangkrut di antara umat ku adalah yang datang pada hari kiamat dengan puasanya, shalatnya dan zakatnya. Dia datang dan pernah menghina kehormatan si fulan, menuduh fulan dan memakan harta fulan. Maka diambillah untuk menebus kesalahan itu dari kebaikannya. Jika kebaikannya telah habis sebelum menyelesaikan tanggunan kesalahannya, diambilah dari kesalahan orang (yang dizaliminya) itu dan dilemparkan kepadanya, kemudian akhirnya ia dimasukkan ke dalam neraka." (HR. Muslim)

Apa yang Anda tangkap dari perbincangan antara Rasulullah dengan para sahabatnya di atas? Pertama kali, kita pasti memperoleh informasi yang bertolak belakang dengan apa yang saat ini beredar dan banyak diyakini oleh masyarakat, bahkan mungkin oleh kita sendiri. Neraca untung rugi dalam hadits di atas, dijelaskan oleh Rasulullah bukan bertolak dari hitung-hitungan materialistik. Bukan diukur dari timbangan harta duniawi. Bukan juga ditimbang melalui keberhasilan yang dicapai dalam berniaga di dunia. Rasul membuka cakrawala pandangan para sahabatnya, tentu saja kita juga sebagai umatnya, agar segala kesuksesan dan kegagalan, keuntungan dan kerugian, keberhasilan dan keterpurukan, kesuksesan dan kebangkrutan, diukur dari kehidupan hakiki atau kaca mata akhirat (ukhrawi).

Awalnya, para sahabatpun memandang pertanyaan Rasulullah saw tentang kebangkrutan dari aspek kehidupan dunia. Makannya mereka menjawab bahwa orang yang bangkrut itu adalah orang yang tak memiliki harta benda, uang maupun perhiasan. Tapi ternyata Rasulullah menjabarkan sudut pandang yang lain. Kehidupan di dunia, bagaimanapun hanya terminal sementara. Ia berada di antara terminal rahim dan terminal alam barzakh. Tujuan akhir kehidupan manusia sesungguhnya adalah kehidupan akhirat. Di sanalah segala prestasi akan dilihat, berhasil atau gagal.

Untung Atau Rugi
Yang mengkristal dan mendarah daging dalam pikiran manusia saat ini ternyata juga hinggap dalam pikiran para sahabat. Namun setelah penjelasan Rasulullah itu mereka segera sadar akan hakikat kerugian dan mereka segera meraih keuntungan dengan iman dan amal shalih. Bagaimana kebangkrutan orang yang mulanya memiliki modal amal yang banyak, namun akhirnya habis termakan oleh dosa-dosanya? Bagaimana orang yang menyangka telah membawa bekal kesolehan yang banyak, harus lumat oleh kesalahannya sendiri. Bahkan ia justru memperoleh kehidupan yang penuh kesengsaraan.

Banyak pelajaran yang bisa kita petik dari hadits ini. Bahwa tak ada satupun di antara kita yang layak bangga atas prestasi kebaikan yang telah kita ukir di dunia. Sebab bukan mustahil, kebaikan-kebaikan itu akan termakan oleh kesalahan dan dosa kita yang lain. Dan karenanya, kita harus selalu berusaha menekan kadar kesalahan dan dosa yang kita lakukan, sambil terus menanam kebaikan.

Pelajaran lainnya, itulah ajaran Islam tentang untung dan rugi. Bisa saja, mereka yang merugi di dunia adalah para konglomerat sukses atau para hartawan. Tapi di akhirat mereka benar-benar merugi, karena akan menjalani siksaan di neraka karena dosa-dosanya. Sementara mereka yang beruntung adalah orang orang yang karena iman dan amal shalihnya dimasukkan ke dalam surga dan terhindar dari neraka. Allah telah berfirman,


Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan)nya, maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan. Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya, maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah. (Al Qariah {101}:6-9)

Mereka yang beruntung juga mereka yang menyerahkan jiwa raga serta hartanya kepada (jalan) Allah, untuk ditukar dengan surga. Artikel selenkapnya, klik di sini.



"Wahai orang-orang yang beriman, sukakah kamu Aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari Azab yang pedih? (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, dan berjihad di jaalan Allah dengan harta dan jiwamu, itulah yang lebih baik bagimu jika kamu mengetahui." (Ash-Shaff {61} : 10-11)

Adakah diantara pembaca sekalian yang ingin untung dalam jual beli ini?

Wallahu a'lam bish shawab.***