Jumat, 14 Mei 2010
3 Syirik Sedang Menyerang Akidah Kita
Semua mahluk dan ciptaan Allah sealam semesta ini adalah mahluk dan ciptaan yang sangat lemah. Di tengah luasnya jagad raya ini bagi kita, bagi Allah adalah perkara yang tidak ada artinya. Jika Allah menghendaki alam semesta ini hancur, langit runtuh, bintang-bintang saling bertumbukan, hal itu tidaklah sulit. Apalagi jika Allah ingin mengganti umat-umat yang telah rusak ini dengan umat lain yang lebih baik tentu akan lebih mudah.
Kita terkadang lupa akan hak Allah yang wajib ada pada diri kita, yakni tidak syirik atau mempersekutukan dengan thagut atau sesembahan, tuhan lainnya. Disadari atau tidak, kita telah banyak menomorduakan atau entah kita memberikan urutan keberapa dalam penempatan Allah di atas segala-galanya.
Waspada "Thagut" Allah
Thagut atau tandingan Allah, merupakan hal yang wajib diwaspadai. Mustahil kita dapat menanam iman dalam diri kita tanpa mengagungkan Allah. Kita sering membesarkan kekuasaan, jabatan, dan kekayaan diri maupun orang lain dengan menghalalkan segala cara untuk mendapatkannya. Seolah tak peduli Allah Maha Mengetahui walaupun orang lain tak tahu.
Kita terlalu takjub dengan hiburan dunia yang bersifat fana dan sementara. Terlebih lagi, larut dengan hal-hal yang justru dilarang dan diharamkan Islam. Tak memperdulikan mana yang hak kita mana yang bukan.
Lalu apakah Allah tetap mengingat kita? Jika sudah demikian Allah pun akan berlepas diri dari kita. Kita akan dibiarkan menjadi umat yang bodoh, tak dibimbing dan tanpa rahmat Allah. Apa jadinya kita jika sudah begini?
Pilihan Terakhir Umat
Syaikh Said Hawa berkata bahwa sesungguhnya masa kita ini diliputi oleh kondisi kehidupan hedonis salah paham terhadap kebenaran, melalikan Allah SWT. Prediksi tersebut tentu tidak main-main. Buktinya, setiap kali kita dijejali dengan though (paham), fashion (pakaian), food (makanan), fun (seni), sport (olah raga), yang memarginalkan posisi Tuhan.
Lambat laun kedudukan akan terbalik. Yang tampil terdepan adalah orang yang tidak berakhlak, bodoh dan bersikap semenena-mena. Sementara yang jujur, adil, dan shaleh menempati urutan kedua, dibawahnya atau bahkan tidak ada namanya sama sekali. Terjadilah bencana dari langit, bumi dan lautan. Naudzubillah. Sebagaimana Allah berfirman dalam QS. Yunus {10}:23
Maka tatkala Allah menyelamatkan mereka, tiba-tiba mereka membuat kezaliman di muka bumi tanpa (alasan) yang benar. Hai manusia, sesungguhnya (bencana) kezalimanmu akan menimpa dirimu sendiri; (hasil kezalimanmu) itu hanyalah kenikmatan hidup duniawi, kemudian kepada Kami-lah kembalimu, lalu Kami kabarkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.
Tentu kita tidak menginginkan hal tersebut terjadi. Dapat dibanyangkan terbaliknya pandangan hal yang buruk menurut orang lain adalah baik dan yang baik menjadi buruk. Fenomena tersebut telah menjadi keprihatinan Umar bin Khattab dalam salah satu doanya: Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari kuatnya orang jahat dan lemahnya orang shaleh.
Menanamkan Akidah
Antara syirik dan keimanan, memiliki suatu pemisah yang sangat tipis. Tidak jarang yang telah terjerumus ke dalam praktek kesyirikan. Salah langkah sedikit saja, sudah membuat iman terasa goyah alias telah berbuat syirik.
Oleh karena itu, diperlukan langkah pasti dalam menanamkan akidah yang kuat sejak dini. Akan tetapi banyak orangtua yang kurang memperdulikan konsep penanaman akidah ini. Mereka beralasan, bahwa belum saatnya bagi anak-anaknya untuk belajar. Padahal pribadi sewaktu kecil berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak. Bangun generasi muda kita dengan Islam. Baca selengkapnya. Berikut langkah-langkah menanamkan akidah pada diri kita dan anak kita:
1. Tanamkan Tauhid
Yakni mengajarkan tentang Allah sebagai tuhan yang satu, tiada tuhan selain Allah.
2. Mengenalkan Allah
Mengenal Allah dapat dengan banyak membiasakan diri mengucapkan basmalah, hamdalah, subhanallah atau doa-doa pengawal kegiatan kita yang telah diajarkan Rasulullah SAW.
3. Utamakan Allah dan Tanam Rasa Takut kepada Allah
Dalam berperilaku kehidupan, usahakan kita selalu mengedepankan dan mengutamakan Allah. Meskipun orang lain tidak mengetahui perbuatan kita, kita tahu bahwa Allah Maha Mengetahui dan kita wajib melaksanakan konsekuensi dari yang kita tahu. Dalam hal ini berupa takut kepada Allah atas perbuatan tercela kita walau pun orang lain tidak mengetahui. Baca selengkapnya.
4. Hindari Ritual Berbau Syirik
Hal ini yang tentunya marak dalam masyarakat kita. Ritual berbau syirik benar-benar sudah menjadi sesuatu hal yang biasa. Tak perlu disebut satu-persatu. Saya rasa anda telah mengetahui sendiri macamnya dan ritualnya sebagaimana ritual yang marak tayang di televisi. dalam acara kesayangan keluarga kita. Ciri ritual syirik itu sendiri jika lebih diamati lebih dalam sebenarnya bagian dari deretan ibadah yang tidak ada tuntunan dari Rasulullah.
Sudahakah diri, keluarga, karib kerabat, dan lingkungan kita bebas dari syirik?
Wallahu a'lam bish showab.***
Kita terkadang lupa akan hak Allah yang wajib ada pada diri kita, yakni tidak syirik atau mempersekutukan dengan thagut atau sesembahan, tuhan lainnya. Disadari atau tidak, kita telah banyak menomorduakan atau entah kita memberikan urutan keberapa dalam penempatan Allah di atas segala-galanya.
Waspada "Thagut" Allah
Thagut atau tandingan Allah, merupakan hal yang wajib diwaspadai. Mustahil kita dapat menanam iman dalam diri kita tanpa mengagungkan Allah. Kita sering membesarkan kekuasaan, jabatan, dan kekayaan diri maupun orang lain dengan menghalalkan segala cara untuk mendapatkannya. Seolah tak peduli Allah Maha Mengetahui walaupun orang lain tak tahu.
Kita terlalu takjub dengan hiburan dunia yang bersifat fana dan sementara. Terlebih lagi, larut dengan hal-hal yang justru dilarang dan diharamkan Islam. Tak memperdulikan mana yang hak kita mana yang bukan.
Lalu apakah Allah tetap mengingat kita? Jika sudah demikian Allah pun akan berlepas diri dari kita. Kita akan dibiarkan menjadi umat yang bodoh, tak dibimbing dan tanpa rahmat Allah. Apa jadinya kita jika sudah begini?
Pilihan Terakhir Umat
Syaikh Said Hawa berkata bahwa sesungguhnya masa kita ini diliputi oleh kondisi kehidupan hedonis salah paham terhadap kebenaran, melalikan Allah SWT. Prediksi tersebut tentu tidak main-main. Buktinya, setiap kali kita dijejali dengan though (paham), fashion (pakaian), food (makanan), fun (seni), sport (olah raga), yang memarginalkan posisi Tuhan.
Lambat laun kedudukan akan terbalik. Yang tampil terdepan adalah orang yang tidak berakhlak, bodoh dan bersikap semenena-mena. Sementara yang jujur, adil, dan shaleh menempati urutan kedua, dibawahnya atau bahkan tidak ada namanya sama sekali. Terjadilah bencana dari langit, bumi dan lautan. Naudzubillah. Sebagaimana Allah berfirman dalam QS. Yunus {10}:23
Maka tatkala Allah menyelamatkan mereka, tiba-tiba mereka membuat kezaliman di muka bumi tanpa (alasan) yang benar. Hai manusia, sesungguhnya (bencana) kezalimanmu akan menimpa dirimu sendiri; (hasil kezalimanmu) itu hanyalah kenikmatan hidup duniawi, kemudian kepada Kami-lah kembalimu, lalu Kami kabarkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.
Tentu kita tidak menginginkan hal tersebut terjadi. Dapat dibanyangkan terbaliknya pandangan hal yang buruk menurut orang lain adalah baik dan yang baik menjadi buruk. Fenomena tersebut telah menjadi keprihatinan Umar bin Khattab dalam salah satu doanya: Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari kuatnya orang jahat dan lemahnya orang shaleh.
Menanamkan Akidah
Antara syirik dan keimanan, memiliki suatu pemisah yang sangat tipis. Tidak jarang yang telah terjerumus ke dalam praktek kesyirikan. Salah langkah sedikit saja, sudah membuat iman terasa goyah alias telah berbuat syirik.
Oleh karena itu, diperlukan langkah pasti dalam menanamkan akidah yang kuat sejak dini. Akan tetapi banyak orangtua yang kurang memperdulikan konsep penanaman akidah ini. Mereka beralasan, bahwa belum saatnya bagi anak-anaknya untuk belajar. Padahal pribadi sewaktu kecil berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak. Bangun generasi muda kita dengan Islam. Baca selengkapnya. Berikut langkah-langkah menanamkan akidah pada diri kita dan anak kita:
1. Tanamkan Tauhid
Yakni mengajarkan tentang Allah sebagai tuhan yang satu, tiada tuhan selain Allah.
2. Mengenalkan Allah
Mengenal Allah dapat dengan banyak membiasakan diri mengucapkan basmalah, hamdalah, subhanallah atau doa-doa pengawal kegiatan kita yang telah diajarkan Rasulullah SAW.
3. Utamakan Allah dan Tanam Rasa Takut kepada Allah
Dalam berperilaku kehidupan, usahakan kita selalu mengedepankan dan mengutamakan Allah. Meskipun orang lain tidak mengetahui perbuatan kita, kita tahu bahwa Allah Maha Mengetahui dan kita wajib melaksanakan konsekuensi dari yang kita tahu. Dalam hal ini berupa takut kepada Allah atas perbuatan tercela kita walau pun orang lain tidak mengetahui. Baca selengkapnya.
4. Hindari Ritual Berbau Syirik
Hal ini yang tentunya marak dalam masyarakat kita. Ritual berbau syirik benar-benar sudah menjadi sesuatu hal yang biasa. Tak perlu disebut satu-persatu. Saya rasa anda telah mengetahui sendiri macamnya dan ritualnya sebagaimana ritual yang marak tayang di televisi. dalam acara kesayangan keluarga kita. Ciri ritual syirik itu sendiri jika lebih diamati lebih dalam sebenarnya bagian dari deretan ibadah yang tidak ada tuntunan dari Rasulullah.
Sudahakah diri, keluarga, karib kerabat, dan lingkungan kita bebas dari syirik?
Wallahu a'lam bish showab.***
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
3 comments:
Insya ALLAH kita semua terhindar dari perbuatan syirik yang disengaja ataupun tidak, satu pertanyaan saya adalah: bagaimana tanggapan anda mengenai acara TV seperti DUNIA LAIN, apakah itu termasuk perbuatan syirik? terimakasih sebelumnya..wassalam
@ Yohan Wibosono : Syirik itu sendiri ada dua macam, yakni syirik terang dan tersembunyi. Untuk kasus di atas mungkin cenderung ke syirik tersembunyi, yakni syirik yang tak nampak
Sebenarnya perbuatan syirik kembali kepada perbuatan hati, yakni mempercayai kekuatan yang lebih besar atau menuhankan selain kepada Allah. Mayoritas tayangan yang berbau magis selalu membuat penikmat televisi kagum dengan kehebatan dunia magis. Dikhawatirkan nantinya akan merusak iman dan berakibat syirik yang lebih besar seperti menyembah jin, patung, pohon secara nyata.
Jadi, hindari tayangan yang mendekati syirik. Wallahu a'lam bish shawab.***
Pertanyaannya sekarang adalah, benarkah melakukan ritual aneh tersebut dapat memberikan jalan keluar yang baik dari persoalan-persoalan yang tengah menimpa manusia sebagaimana yang mereka gembar-gemborkan? Bagi orang beriman tentu kita harus meyakini bahwa tidak ada yang bisa memberikan jalan keluar yang baik kecuali Allah swt. Dia saja lah yang bisa menyelesaikan masalah-masalah yang menimpa manusia. Allah swt. Berfirman :
surah / surat : Ath-Thalaaq Ayat : 2
fa-idzaa balaghna ajalahunna fa-amsikuuhunna bima'ruufin aw faariquuhunna bima'ruufin wa-asyhiduu dzaway 'adlin minkum wa-aqiimuu alsysyahaadata lillaahi dzaalikum yuu'azhu bihi man kaana yu/minu biallaahi waalyawmi al-aakhiri waman yattaqi allaaha yaj'al lahu makhrajaan
2. Apabila mereka telah mendekati akhir iddahnya, maka rujukilah mereka dengan baik atau lepaskanlah mereka dengan baik dan persaksikanlah dengan dua orang saksi yang adil di antara kamu dan hendaklah kamu tegakkan kesaksian itu karena Allah. Demikianlah diberi pengajaran dengan itu orang yang beriman kepada Allah dan hari akhirat. Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar.
Dan orang beriman juga harus meyakini bahwa tidak ada yang bisa mendatangkan manfaat atau menolak mafsadat (bencana) terhadap seseorang kecuali jika Allah menghendaki. Dalam hadis riwayat Imam At-Tirmidzi dan dicatat dalam kitab “Az-Zawaajir”, Rasulullah saw. pernah berkata kepada Ibnu Abas: “Ketahuilah bahwa sesungguhnya jika seluruh manusia berkumpul untuk memberi manfaat kepadamu maka mereka tidak akan bisa memberi manfaat kecuali apa yang telah ditetapkan Allah untukmu. Dan jika seluruh manusia berkumpul untuk mencelakakanmu maka mereka tidak akan bisa mencelakakanmu kecuali apa yang telah Allah tetapkan kepadaMu.” Bagaimana dengan melakukan ritual aneh ? Jika berkumpulnya seluruh manusia untuk memberikan manfaat atau menghindarkan bencana yang akan menimpa seseorang saja tidak bisa, apalagi hanya warga yang melakukan ritual aneh yang tidak mempunyai kemampuan apa-apa. Logika ini sudah cukup bagi kita untuk tidak percaya 100% kepada para pendusta tersebut.
Orang-orang yang meyakini bahwa ada selain Allah yang bisa memberi kehidupan kepada mereka dan bisa membebaskan mereka dari persoalan maka itu adalah musyrik (menyekutukan Allah). Dalam kitab “Majmu’ Fatawa”, Ibnu Taymiyah berkata: “Siapa saja yang meyakini bahwa berhala itu yang menurunkan hujan dan memberi rizki maka dia telah menyekutukan Allah (musyrik).” Sedangkan perbuatan menyekutukan Allah merupakan dosa yang amat besar yang tidak akan mendapat ampunan dari Allah swt.
Mohon Tinggalkan Komentar tetapi jangan mengandung unsur SARA dan Spam!