Tajuk Karangan

Makanan dan MinumanHukum Islam Tentang Makanan - MinumanDunia di era globalisasi memang serba memusingkan. Mau ini salah, mau itu juga salah. Karena kita telah mengenal segala sesuatu dengan cara pintas dan tidak baik. Banyak terjadi kemungkaran di mana-mana. Termasuk makanan dan minuman yang haram.....

Readmore

Larangan Sombong Dalam IslamLarangan Sombong Dalam IslamSuatu hari mungkin kita menemui suatu kemudahan dalam urusan kita. Orang lain bertanya kepada kita bagaimana cara anda menyelesaikan persoalan tersebut....

Readmore

Bencana Akibat Kemaksiatan - Sistem Yang BatilBencana Akibat Kemaksiatan - Sistem Yang BatilSungguh amat pilu negeri pertiwi kita. Bencana kembali melanda Indonesia, ini sejarah mencatat 3 bencana besar datang hampir bersamaan. Mulai dari bencana di Wasior, Papua,.....

Readmore

Kaum Terdahulu Yang DimusnahkanKaum Terdahulu Yang Dimusnahkan Sebenarnya, dari dulu telah terjadi kerusakan moral dan etika yang dikenal dengan zaman jahiliyah (kebodohan). Mereka adalah kaum yang dilaknat oleh Allah SWT dan diabadikan di dalam Al Quran...

Readmore

Kembali ke Al Quran - Hadis, Tegakkan Syariah IslamKembali ke Al Quran - Hadis, Tegakkan Syariah IslamDilema masyarakat kita tentang kebenaran suatu perkara atau hal yang sangat pelik sekali pun menjadi sesuatu yang tidak dapat ditentang. Sudah merupakan tuntutan jaman yang serba ingin cepat dan instan, membuat segalanya jadi kabur....

Readmore

Minggu, 26 September 2010

Comments Jika Bukan Umat Islam yang Berbenah, Siapa Lagi?


Umat Islam yang selalu diliputi berbagai masalah akhir-akhir ini memang menjadi suatu wacana yang hampir tak disentuh media. Sebagaimana yang artikel yang telah kami bahas sebelumnya, umat Islam khususnya di Indonesia tidak berdaya ketika ada pemberitaan yang tidak sedap menimpa umat Islam. Berbagai konflik teror bom dan dicap sebagai teroris menjadi kelalaian umat Islam ini yang mengapa begitu saja mau dicemooh dan dikambinghitamkan di negeri mayoritas Islam sendiri. Lalu apa yang salah dengan umat ini? Ingin seperti apakah umat ini ke depan?

Nikmat yang Terlupakan
Salah satu penyakit berbahaya yang menimpa umat manusia dewasa ini adalah penyakit lalai. Bila penyakit ini menjangkiti jiwa seseorang maka dia akan merasa malas, hatinya menjadi beku, asyik dengan segala macam maksiat, lupa beribadah merasa di luar pengawasan Allah dan rela menjual akhirat yang penuh kenikmatan dengan dunia yang penuh kepayahan. Hidupnya hanya untuk dunia, hari-harinya dipenuhi dengan dosa, sehingga dirinya jauh dari petunjuk Allah . Seseorang yang mengaku dirinya muslim dan merasa ada gejala terjangkiti penyakit ini maka ia harus segera bangkit, bertobat dan memperbaiki diri, agar dia menjadi orang yang sukses dunia akhirat.

Waktu akan terus berjalan. Sungguh, al qur’an dan sunnah telah banyak mengingatkan tentang betapa bernilainya waktu di sisi hamba yang beriman. Allah telah menyebutkan bahwa waktu adalah nikmat yang besar. Ladang yang sangat bermanfaat dan mempunyai pengaruh yang sangat jelas. Allah berfirman QS. al-Ashr {103}: 1-3

“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholih dan nasihat menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran".

Dalam ayat ini Allah bersumpah dengan masa (waktu). Dia merupakan modal untukmencari keberuntungan dengan amal sholih. Namun ia juga merupakan cobaan karena orang yang berpaling dari petunjuk akan merugi. Di dalamnya terdapat pelajaran dan keajaiban bagi yang mau berfikir.

Maka orang yang cerdas adalah yang mampu mengisi hari-harinya dengan amal kebaikan, memanfaatkan sisa hidup yang ada dengan segala perkara yang bermanfaat sebagai bekal menuju kampung yang abadi. Hiasilah hidup Anda dengan ketaatan. Apabila nafas tinggal sepenggal, barang pinjaman telah dikembalikan, kain kafan telah dipersiapkan, dan tanah pun siap digali, maka tiada sesuatu pun dapat dilakukan kecuali menyambut malaikat maut menjemput. Sungguh amat celaka orang yang sudah diperingatkan dengan berubahnya kondisi tubuhnya namun dia masih terlena dengan kenikmatan dunia, terbuai dengan syahwat. Bahkan dia menyia-nyiakan waktu yang tersisa hanya untuk terpaku di depan tv, menonton video, sinetron, dan semisalnya, duduk-duduk membuang umur atau bahkan berjudi dan lain-lain dari segala macam bentuk kemaksiatan. Waktunya habis hanya untuk perkara yang tidak bermanfaat dan sia-sia yang malah membuat dirinya tercebur dalam dosa. Baca selengkapnya.

Rosululloh shallallahu 'alaihi wasllam bersabda: “Tidak akan bergeser kedua kaki anak Adam pada hari kiamat dari sisi Robbnya hingga ditanya lima perkara: tentang umurnya untuk apa dihabiskan, masa mudanya untuk apa digunakan, hartanya dari mana didapat dan ke mana disalurkan, serta apa yang ia perbuat atas ilmunya.” (HR. at-Tirmidzi: 2416 dan yang lainnya. al-Albani menshohihkan hadits ini dalam as-Shohihah: 946).

Pemimpin Tidak Berkapabilitas
Sedangkan disisi lain, saat ini bukti kehancuran itu sudah terjadi di depan mata. Ketika umat Islam dipimpin oleh orang yang maksiat, yang tidak mau berhukum pada hukum Allah SWT. Lebih tunduk kepada hukum kufur, tunduk kepada penjajah kufur dan mengikuti arahan mereka dalam mengatur kehidupan masyarakat. Tunduk kepada imperialis Amerika dengan perangkat sistem sekuler dan organisasi - alat penjajahannya- seperti PBB, IMF dan Bank Dunia. Lihatlah nasib umat Islam yang semakin terpuruk.

Yang kedua adalah hadist Rasulullah saw tentang munculnya ruwaibidhoh. Sabda Rasulullah saw : “Akan datang kepada manusia tahun-tahun yang penuh dengan penipuan. Ketika itu pendusta dibenarkan sedangkan orang yang jujur malah didustakan, pengkhianat dipercaya sedangkan orang yang amanah justru dianggap sebagai pengkhianat. Pada saat itu Ruwaibidhah berbicara.” Ada yang bertanya, “Apa yang dimaksud Ruwaibidhah?“. Beliau menjawab, “Orang bodoh yang turut campur dalam urusan masyarakat luas.” (HR. Ibnu Majah)
Hal ini pun sudah terjadi. Banyak orang bodoh yang memimpin umat . Mereka disebut bodoh karena menerapkan sistem yang bodoh (jahiliyah), tidak mau menjalankan syariah Islam. Bodoh , karena sudah tahu sistem sekuler danlibarel yang ada tidak akan membawa kepada kebaikan , malah membawa kehancuran, namun tetap saja dipertahankan. Bodoh, karena tidak mau mendengar pada kebenaran Islam untuk menerapkan syariah Islam.

Dan terbukti, saat ini penuh dengan penipuan. Yang tadinya berpakaian seksi , menipu umat dengan, pura-pura berbusana muslim. Berjanji akan memperhatikan rakyat, setelah memimpin malah memiskinkan dan menambah derita rakyat. Bicara mempertahankan kedaulatan negara, pada realitanya malah menjual negara kepada asing, dengan menyerahkan kekayaan alam yang seharusnya untuk rakyat, dirampok oleh penjajah asing. Namun , sayangnya, masih ada masyarakat yang menganggap mereka sebagai orang yang amanah, bukan pengkhianat. Sebaliknya, yang menyerukan syariah Islam yang berasal dari Allah SWT yang Maha Pengasih dan Penyayang , justru dituduh mengancam negara.

Namun yang jelas , maraknya artis maksiat mencalonkan diri menjadi pemimpin , tidak bisa dilepaskan dari sistem demokrasi yang kita anut sekarang ini. Inilah yang menjadi pangkal kehancuran sistem politik kita. Dalam sistem demokrasi dimana sekulerisme menjadi asasnya, persoalan agama dianggap merupakan persoalan pribadi. Sehingga syarat-syarat agama, tidak menjadi penting dan tidak bisa jadi ukuran .

Ditambah dengan prinsip liberalisme yang memberikan kepada siapapun kebebasan atas nama suara rakyat untuk dipilih menjadi pemimpin. Seperti yang dikatakan Gary Hart, calon presiden AS (1988) yang ketahuan selingkuh : Let the people decide, biarkan rakyat memilih, menjadi slogan demokrasi. Tanpa perlu melihat ketaqwaan dari sang pemimpin. Sampai-sampai Amin Rais mengatakan : meskipun yang terpilih adalah setan gundul.

Oleh karena itu, di sini kami mengajak kepada diri sendiri dan pembaca sekalian untuk tidak hanya sadar dengan situasi dan kondisi yang telah ada, namun juga mengamalkan dan menerapkan nilai-nilai ketauhidan dan ke-Islaman sesuai dengan tuntunan Rasulullah yakni berdasar pada al quran dan hadis. Jika bukan umat Islam sendiri yang berbenah, lalu siapa lagi?

Wallahu a'lam bish shawab.***