Sabtu, 16 Oktober 2010
Waspadai Hal-hal yang Dapat Melemahkan & Merusak Iman !
2010-10-16T13:52:00+07:00Firman Azka's BlogPegangan|
Comments
Waspadai Hal-hal yang Dapat Melemahkan & Merusak Iman !
Iman seseorang berkaitan dengan bagaimana kesehariannya ia beraktivitas. Dikatakan bahwa iman adalah percaya, memang benar dan tak ada yang salah. Padahal tak semudah itu dalam penerapannya sehari-hari.
Jika kita melihat pada perjalanan hidup para sahabat ra, maka akan kita lihat bagaimana mereka senantiasa menjaga terhadap hal-hal yang sunnah, bahkan berhati-hati terhadap hal yang mubah, karena cinta mereka yang begitu tinggi kepada Allah SWT dan karena takut terjerumus pada hal-hal yang dimurkai Allah.
Kita membaca seorang sahabat yang mulia Abu Salamah ra, yang memiliki kebiasaan setiap pulang dari majlis Rasulullah SAW di malam hari, senantiasa membangunkan istrinya untuk bersegera menceritakan oleh-oleh berupa cahaya wahyu al-Qur’an yang baru didapatnya. Kita juga melihat bagaimana shahabat Umar ra menginfakkan kebunnya yang disayanginya di Madinah hanya karena tertinggal takbiratul-ihram dalam shalat berjama’ah, dll.
Di sini, akan dibahas mengenai sepuluh hal yang dapat menurunkan keimanan yang umumnya sering dan mudah terjadi, yaitu:
1. Terkotori oleh kemaksiatan
Kemaksiatan berapapun kecilnya adalah berbahaya, bukankah Nabi SAW bersabda: “Apabila seorang hamba berbuat dosa, maka diberikan noda hitam dalam hatinya.” Maka janganlah melihat kecilnya sebuah maksiat, tapi lihat kepada siapa maksiat itu diarahkan?!
Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya meriwayatkan dari Ibnu Abbas ra bahwa makna hajrul-qur’an (meninggalkan al-Qur’an) dalam surat al-Furqan bukan hanya berarti tidak membaca, melainkan juga tidak mau menghafal dan mengamalkan al-Qur’an. Maka saat ditimpa musibah berat, jangan sedih, mungkin sedemikian banyaklah dosa kita.
Tapi kita tak perlu putus asa, karena jika bertaubat insya Allah akan dihapus dosa tersebut oleh Allah SWT, sebagaimana kata para ulama : La Kaba’ir ma’al Istighfar, wala Shagha’ir ma’al Istimrar.
2. Berlebih-lebihan dalam hal yang mubah
Memang mubah adalah boleh, tapi jika berlebihan maka dapat merusak amal, minimal menyia-nyiakan waktu yang sangat berharga. Dalam Kitab at-Tauhid, Imam Ibnul Qayyim menyebutkan bahwa pintu masuk syetan yang terakhir adalah pintu ini, setelah pintu murtad, pintu syirik, pintu bid’ah, pintu kufur, pintu maksiat dan pintu makruh.
3. Tidak sadar akan nilai nikmat Allah
Dalam Al Qur’an surat Ibrahim ayat 34 [1] disebutkan tentang demikian banyaknya limpahan nikmat-Nya pada diri kita. Juga Al Quran surat al-Kautsar [2]. Maka nikmat RABB-mu yang mana lagi yang akan kamu dustakan (dengan tidak bersyukur/beribadah)? Sampai-sampai kita masuk jannah-pun karena nikmat-Nya dan bukan karena amal kita (HR Bukhari Muslim).
4. Lalai terhadap kebutuhan kita terhadap amal-amal tersebut.
Di antara manfaat istighfar adalah menambah kekuatan fisik, rizki, dsb [3].
Jika ingin diingat-Nya maka kita dulu harus ingat pada-Nya (Fadzkuruni adzkurkum…).
Fenomena yang ada di antaranya ialah banyak menyia-nyiakan waktu, menunda-nunda atau bahkan sampai tak tahu apa yang akan dikerjakan lagi.
5. Lemahnya pemahaman yang benar tentang hakikat pahala yang berlipat ganda.
Di antara amal yang paling dicintai Allah adalah yang kontinyu walau sedikit.
Nabi SAW, jika ada waktu istirahat maka istirahat beliau SAW adalah melakukan shalat.
6. Melupakan kematian dan apa yang menanti setelahnya.
Allah mengingatkan kita untuk senantiasa mempersiapkan bekal untuk setelah mati
Kata Ali ra: “Shalatlah kalian seperti shalatnya seorang yang akan meninggalkan dunia.”
Pesan Abubakar pada Aisyah ra: “… dan jika aku sudah meninggal, maka kafanilah aku dengan kain yang paling murah, karena ia hanya akan menjadi wadah nanah dan darah…”
7. Mengira amalnya sudah cukup
Janganlah kita merasa bahwa amal yang kita lakukan adalah belum cukup. Bagaimana bisa kita merasa cukup bekal untuk perjalan yang amat jauh dan sangat lama di akhirat. Sementara para sahabat yang hidup semasa Rasulullah saja merasa dirinya adalah yang paling kurang amalnya. Padahal pernyataan mereka dalam meyatakan hadis tak diragukan kejujurannya.
8. Terlalu banyak tugas & pekerjaan
Maka harus tawazun, ingat kisah Salman & Abu Dzar ra.
Nabi SAW membagi waktunya dalam 3 bagian: 1/3 untuk Rabb-nya, 1/3 untuk keluarganya & 1/3 untuk ummatnya.
9. Ditunda-tunda & dinanti-nanti
Sabda nabi SAW: “Persiapkanlah yang 5 sebelum datang yang 5: Masa mudamu sebelum masa tuamu, masa sehatmu sebelum masa sakitmu, masa luangmu sebelum masa sibukmu, masa kayamu sebelum masa miskinmu dan masa hidupmu sebelum masa matimu.”
Orang yang kuat menurut Umar ra adalah orang bersegera dalam setiap amal.
10. Menyaksikan sebagian panutan dalam kondisi pengabaian
Imam Ghazali menyebutkan bahwa salah satu dosa kecil yang bisa menjadi dosa besar adalah dosa kecil yang dilakukan oleh ulama, karena dapat mengakibatkan ditiru orang lain. Oleh karenanya maka Nabi SAW demikian menekankan disiplin pada keluarganya (Fathimah ra, Ali ra, Hasan & Husein ra) sebelum orang lain.
Mudah-mudahan Allah senantiasa membimbing kehidupan kita agar tak mudah terjerumus dalam gemerlapnya dunia. Sekilas memang terasa berat, tetapi bila dijalankan insya Allah segala sesuatu akan dimudahkan-Nya.
Wallahu a'lam bish shawab.***
Jika kita melihat pada perjalanan hidup para sahabat ra, maka akan kita lihat bagaimana mereka senantiasa menjaga terhadap hal-hal yang sunnah, bahkan berhati-hati terhadap hal yang mubah, karena cinta mereka yang begitu tinggi kepada Allah SWT dan karena takut terjerumus pada hal-hal yang dimurkai Allah.
Kita membaca seorang sahabat yang mulia Abu Salamah ra, yang memiliki kebiasaan setiap pulang dari majlis Rasulullah SAW di malam hari, senantiasa membangunkan istrinya untuk bersegera menceritakan oleh-oleh berupa cahaya wahyu al-Qur’an yang baru didapatnya. Kita juga melihat bagaimana shahabat Umar ra menginfakkan kebunnya yang disayanginya di Madinah hanya karena tertinggal takbiratul-ihram dalam shalat berjama’ah, dll.
Di sini, akan dibahas mengenai sepuluh hal yang dapat menurunkan keimanan yang umumnya sering dan mudah terjadi, yaitu:
1. Terkotori oleh kemaksiatan
Kemaksiatan berapapun kecilnya adalah berbahaya, bukankah Nabi SAW bersabda: “Apabila seorang hamba berbuat dosa, maka diberikan noda hitam dalam hatinya.” Maka janganlah melihat kecilnya sebuah maksiat, tapi lihat kepada siapa maksiat itu diarahkan?!
Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya meriwayatkan dari Ibnu Abbas ra bahwa makna hajrul-qur’an (meninggalkan al-Qur’an) dalam surat al-Furqan bukan hanya berarti tidak membaca, melainkan juga tidak mau menghafal dan mengamalkan al-Qur’an. Maka saat ditimpa musibah berat, jangan sedih, mungkin sedemikian banyaklah dosa kita.
Tapi kita tak perlu putus asa, karena jika bertaubat insya Allah akan dihapus dosa tersebut oleh Allah SWT, sebagaimana kata para ulama : La Kaba’ir ma’al Istighfar, wala Shagha’ir ma’al Istimrar.
2. Berlebih-lebihan dalam hal yang mubah
Memang mubah adalah boleh, tapi jika berlebihan maka dapat merusak amal, minimal menyia-nyiakan waktu yang sangat berharga. Dalam Kitab at-Tauhid, Imam Ibnul Qayyim menyebutkan bahwa pintu masuk syetan yang terakhir adalah pintu ini, setelah pintu murtad, pintu syirik, pintu bid’ah, pintu kufur, pintu maksiat dan pintu makruh.
3. Tidak sadar akan nilai nikmat Allah
Dalam Al Qur’an surat Ibrahim ayat 34 [1] disebutkan tentang demikian banyaknya limpahan nikmat-Nya pada diri kita. Juga Al Quran surat al-Kautsar [2]. Maka nikmat RABB-mu yang mana lagi yang akan kamu dustakan (dengan tidak bersyukur/beribadah)? Sampai-sampai kita masuk jannah-pun karena nikmat-Nya dan bukan karena amal kita (HR Bukhari Muslim).
4. Lalai terhadap kebutuhan kita terhadap amal-amal tersebut.
Di antara manfaat istighfar adalah menambah kekuatan fisik, rizki, dsb [3].
Jika ingin diingat-Nya maka kita dulu harus ingat pada-Nya (Fadzkuruni adzkurkum…).
Fenomena yang ada di antaranya ialah banyak menyia-nyiakan waktu, menunda-nunda atau bahkan sampai tak tahu apa yang akan dikerjakan lagi.
5. Lemahnya pemahaman yang benar tentang hakikat pahala yang berlipat ganda.
Di antara amal yang paling dicintai Allah adalah yang kontinyu walau sedikit.
Nabi SAW, jika ada waktu istirahat maka istirahat beliau SAW adalah melakukan shalat.
6. Melupakan kematian dan apa yang menanti setelahnya.
Allah mengingatkan kita untuk senantiasa mempersiapkan bekal untuk setelah mati
Kata Ali ra: “Shalatlah kalian seperti shalatnya seorang yang akan meninggalkan dunia.”
Pesan Abubakar pada Aisyah ra: “… dan jika aku sudah meninggal, maka kafanilah aku dengan kain yang paling murah, karena ia hanya akan menjadi wadah nanah dan darah…”
7. Mengira amalnya sudah cukup
Janganlah kita merasa bahwa amal yang kita lakukan adalah belum cukup. Bagaimana bisa kita merasa cukup bekal untuk perjalan yang amat jauh dan sangat lama di akhirat. Sementara para sahabat yang hidup semasa Rasulullah saja merasa dirinya adalah yang paling kurang amalnya. Padahal pernyataan mereka dalam meyatakan hadis tak diragukan kejujurannya.
8. Terlalu banyak tugas & pekerjaan
Maka harus tawazun, ingat kisah Salman & Abu Dzar ra.
Nabi SAW membagi waktunya dalam 3 bagian: 1/3 untuk Rabb-nya, 1/3 untuk keluarganya & 1/3 untuk ummatnya.
9. Ditunda-tunda & dinanti-nanti
Sabda nabi SAW: “Persiapkanlah yang 5 sebelum datang yang 5: Masa mudamu sebelum masa tuamu, masa sehatmu sebelum masa sakitmu, masa luangmu sebelum masa sibukmu, masa kayamu sebelum masa miskinmu dan masa hidupmu sebelum masa matimu.”
Orang yang kuat menurut Umar ra adalah orang bersegera dalam setiap amal.
10. Menyaksikan sebagian panutan dalam kondisi pengabaian
Imam Ghazali menyebutkan bahwa salah satu dosa kecil yang bisa menjadi dosa besar adalah dosa kecil yang dilakukan oleh ulama, karena dapat mengakibatkan ditiru orang lain. Oleh karenanya maka Nabi SAW demikian menekankan disiplin pada keluarganya (Fathimah ra, Ali ra, Hasan & Husein ra) sebelum orang lain.
Mudah-mudahan Allah senantiasa membimbing kehidupan kita agar tak mudah terjerumus dalam gemerlapnya dunia. Sekilas memang terasa berat, tetapi bila dijalankan insya Allah segala sesuatu akan dimudahkan-Nya.
Wallahu a'lam bish shawab.***
Waspadai Hal-hal yang Dapat Melemahkan & Merusak Iman !
2010-10-16T13:52:00+07:00
Firman Azka's Blog
Pegangan|
Langganan:
Posting Komentar (Atom)