Selasa, 15 Februari 2011
Kritik Islam Atas Ideologi Besar Dunia Selain Islam
2011-02-15T07:18:00+07:00Firman Azka's BlogPolitik|Sejarah Islam|
Comments
Kritik Islam Atas Ideologi Besar Dunia Selain Islam
Agama Islam berbeda dengan agama lain seperti agama Budha, Konghucu, Kristen, Hindu serta agama lainnya yang mana mereka tidak memiliki seperangkat aturan didalam agama mereka yang berfungsi mengatur hubungan antar mereka. Inilah yang membedakan Islam sebagai sebuah agama plus sebagai sebuah ideologi disbanding agama lain yang tidak berfungsi sebagai sebuah ideologi.
Kritik atas ideology Sosialisme
Ideologi sosialisme tidak sesuai dengan fitrah manusia. Sebab meskipun ideologi ini mengingkari adanya Allah dan ruh, akan tetapi ia tetap tidak mampu memusnahkan naluri beragama (gharizah tadayyun) sebagai fitrah manusia. Ideologi ini hanya bisa mengalihkan pandangan manusia kepada suatu kekuatan yang lebih besar dibanding dirinya dan mengalihkan perasaan taqdis (mensucikan/mensakralkan) kepada kekuatan besar tersebut.
Menurut mereka, kekuatan itu berada di dalam ideologi dan diri para pengikutnya. Mereka membatasi taqdis hanya pada kedua unsur itu. Berarti, mereka telah mengembalikan manusia ke masa silam, masa animisme; mengalihkan penyembahan kepada Allah ke penyembahan makhluk-makhluk-Nya; dari pengagungan terhadap ayat-ayat Allah kepada pengkultusan terhadap doktrin-doktrin yang diucapkan makhluk-makhluk-Nya.
Semua ini menyebabkan kemunduran manusia ke masa silam. Mereka tidak mampu memusnahkan fitrah beragama, melainkan hanya mengalihkan fitrah manusia secara keliru kepada kesesatan dengan mengembalikannya ke masa animisme.
Berdasarkan hal ini, ideologi sosialisme telah gagal ditinjau dari fitrah manusia. Malah dengan berbagai tipu muslihat, mereka mengajak orang-orang untuk menerimanya; dengan mendramatisir kebutuhan perut mereka untuk menarik perhatian orang-orang yang lapar, pengecut, dan sengsara.
Semua ini akan tampak tatkala mereka mendiskusikan dengan arogan tentang teori Dialektika Materialisme dan Historis Materialisme. Padahal kenyataannya, ide-ide ini paling terlihat kerusakan dan kebatilannya, dan dengan sangat mudah dapat dibuktikan oleh perasaan fitri dan akal sehat.
Supaya manusia tunduk pada ideologi ini, maka ideologi ini memerlukan paksaan melalui kekuatan fisik. Maka tekanan, intimidasi, revolusi, menggoyang, merobohkan, dan mengacaukan masyarakat merupakan sarana-sarana yang penting untuk mengembangkan ideologi tersebut.
Kritik atas Ideologi Kapitalisme
Ideologi kapitalisme juga bertentangan dengan fitrah manusia, yang terwujud secara menonjol pada naluri beragama. Naluri beragama tampak dalam aktivitas pen-taqdis-an (pensucian); di samping juga tampak dalam pengaturan manusia terhadap aktivitas hidupnya.
Akan tampak perbedaan dan pertentangan tatkala pengaturan itu berjalan. Hal ini menunjukkan tanda kelemahan manusia dalam mengatur aktivitasnya. Oleh karena itu, menjauhkan agama dari kehidupan jelas bertentangan dengan fitrah manusia.
Namun bukan berarti bahwa adanya agama dalam kehidupan menjadikan seluruh amal perbuatan manusia terbatas hanya pada aktivitas ibadah saja. Tetapi arti pentingnya agama dalam kehidupan adalah untuk mengatasi berbagai persoalan hidup manusia sesuai dengan peraturan yang Allah perintahkan. Peraturan dan sistem ini lahir dari aqidah yang mengakui apa yang terkandung dalam fitrah manusia, yaitu naluri beragama.
Menjauhkan peraturan Allah dan mengambil peraturan yang lahir dari suatu aqidah yang tidak sesuai dengan naluri beragama adalah bertentangan dengan fitrah manusia. Maka dari itu, kapitalisme telah gagal dilihat dari segi fitrah manusia.
Disamping itu, ideologi ini juga melahirkan persoalan lain, yakni menyebabkan tumbuhnya ide kebebasan yang dikemudian disebut dengan ide demokrasi. Ini muncul dari pembatasan gereja hanya dalam wilayah privat dan bukan mengurusi publik mengakibatkan berbagai hal, diantaranya adalah :
a. Munculnya kebebasan beragama
Agama merupakan urusan individu manusia dengan tuhannya. Orang lain tidak memiliki kewenangan untuk menentukan dan mengarahkan kedalam agama manapun. Sehingga merupakan hal yang sah-sah saja ketika orang dengan mudah keluar masuk agama karena kepentingan kepentigan sesaat.
Kasus Martin Luther di Jerman merupakan bukti kongkrit bagaimana lembaga keagamaan menjadi hal yang provan dan tidak berarti sama sekali. Dikarenakan kepentingan duniawi (perkawinan pendeta katholik), menyebabkan berdirinya Agama baru yaitu Kristen Protestan. Kebebasan inilah yang akhirnya memunculkan faham Pluralisme.
b. Munculnya kebebasan Berpendapat
Pendapat merupakan hak individu untuk mengemukakan gagasannya kepada siapapun. Agar manusia memiliki hak yang sama dalam mengemukakan pendapat inilah kemudian dibentuklah lembaga perwakilan dalam parlemen untuk menyalurkan aspirasi mereka. Tentunya dengan mekanisme politik. Oleh karena itulah demokrasi menjadi salah satu faham yang pokok dalam mabda Kapitalisme.
c. Munculnya kebebasan berprilaku
Prilaku adalah hal yang asasi dalam mabda kapitalis. Seseorang tidak diperkenankan menganggu eksistensi prilaku seseorang yang lain. Pelanggaran terhadap kebebasan prilaku ini berarti melanggar HAM seseorang.
d. Kebebasan dalam kepemilikan
Kepemilikan menurut ideologi kapitalisme adalah tidak terbatas. Karena berhenti bagi mereka adalah kematian. Cukup adalah kegagalan. Sehingga sistem ekonomi kapitalis sangat mengerikan dalam implementasinya. Apalagi dengan ditemukannya Mesin Uap oleh James Watt di Inggris yang mendorong terjadinya Revolusi Industri. Akibatnya terjadilah perubahan yang sangat radikal, dari sistem feodalistik dengan faham Merkhanteisme menjadi Industri dengan sistem penjajahan ekonominya.
Wallahu a'lam bish shawab.***
Kritik atas ideology Sosialisme
Ideologi sosialisme tidak sesuai dengan fitrah manusia. Sebab meskipun ideologi ini mengingkari adanya Allah dan ruh, akan tetapi ia tetap tidak mampu memusnahkan naluri beragama (gharizah tadayyun) sebagai fitrah manusia. Ideologi ini hanya bisa mengalihkan pandangan manusia kepada suatu kekuatan yang lebih besar dibanding dirinya dan mengalihkan perasaan taqdis (mensucikan/mensakralkan) kepada kekuatan besar tersebut.
Menurut mereka, kekuatan itu berada di dalam ideologi dan diri para pengikutnya. Mereka membatasi taqdis hanya pada kedua unsur itu. Berarti, mereka telah mengembalikan manusia ke masa silam, masa animisme; mengalihkan penyembahan kepada Allah ke penyembahan makhluk-makhluk-Nya; dari pengagungan terhadap ayat-ayat Allah kepada pengkultusan terhadap doktrin-doktrin yang diucapkan makhluk-makhluk-Nya.
Semua ini menyebabkan kemunduran manusia ke masa silam. Mereka tidak mampu memusnahkan fitrah beragama, melainkan hanya mengalihkan fitrah manusia secara keliru kepada kesesatan dengan mengembalikannya ke masa animisme.
Berdasarkan hal ini, ideologi sosialisme telah gagal ditinjau dari fitrah manusia. Malah dengan berbagai tipu muslihat, mereka mengajak orang-orang untuk menerimanya; dengan mendramatisir kebutuhan perut mereka untuk menarik perhatian orang-orang yang lapar, pengecut, dan sengsara.
Ideologi ini dianut oleh orang-orang yang bermoral buruk, atau orang yang gagal dan benci terhadap kehidupan, termasuk juga orang-orang sinting yang tidak waras cara berpikirnya yang merasa bangga dengan ide-ide sosialisme yang menurut mereka itu dapat memasukkan mereka ke jajaran kaum pemikir.
Semua ini akan tampak tatkala mereka mendiskusikan dengan arogan tentang teori Dialektika Materialisme dan Historis Materialisme. Padahal kenyataannya, ide-ide ini paling terlihat kerusakan dan kebatilannya, dan dengan sangat mudah dapat dibuktikan oleh perasaan fitri dan akal sehat.
Supaya manusia tunduk pada ideologi ini, maka ideologi ini memerlukan paksaan melalui kekuatan fisik. Maka tekanan, intimidasi, revolusi, menggoyang, merobohkan, dan mengacaukan masyarakat merupakan sarana-sarana yang penting untuk mengembangkan ideologi tersebut.
Kritik atas Ideologi Kapitalisme
Ideologi kapitalisme juga bertentangan dengan fitrah manusia, yang terwujud secara menonjol pada naluri beragama. Naluri beragama tampak dalam aktivitas pen-taqdis-an (pensucian); di samping juga tampak dalam pengaturan manusia terhadap aktivitas hidupnya.
Akan tampak perbedaan dan pertentangan tatkala pengaturan itu berjalan. Hal ini menunjukkan tanda kelemahan manusia dalam mengatur aktivitasnya. Oleh karena itu, menjauhkan agama dari kehidupan jelas bertentangan dengan fitrah manusia.
Namun bukan berarti bahwa adanya agama dalam kehidupan menjadikan seluruh amal perbuatan manusia terbatas hanya pada aktivitas ibadah saja. Tetapi arti pentingnya agama dalam kehidupan adalah untuk mengatasi berbagai persoalan hidup manusia sesuai dengan peraturan yang Allah perintahkan. Peraturan dan sistem ini lahir dari aqidah yang mengakui apa yang terkandung dalam fitrah manusia, yaitu naluri beragama.
Menjauhkan peraturan Allah dan mengambil peraturan yang lahir dari suatu aqidah yang tidak sesuai dengan naluri beragama adalah bertentangan dengan fitrah manusia. Maka dari itu, kapitalisme telah gagal dilihat dari segi fitrah manusia.
Kapitalisme telah menjadikan masalah agama sebagai masalah pribadi (bukan masalah masyarakat), sekaligus menjauhkan peraturan yang Allah perintahkan dari problematika hidup manusia dan pemecahannya.
Disamping itu, ideologi ini juga melahirkan persoalan lain, yakni menyebabkan tumbuhnya ide kebebasan yang dikemudian disebut dengan ide demokrasi. Ini muncul dari pembatasan gereja hanya dalam wilayah privat dan bukan mengurusi publik mengakibatkan berbagai hal, diantaranya adalah :
a. Munculnya kebebasan beragama
Agama merupakan urusan individu manusia dengan tuhannya. Orang lain tidak memiliki kewenangan untuk menentukan dan mengarahkan kedalam agama manapun. Sehingga merupakan hal yang sah-sah saja ketika orang dengan mudah keluar masuk agama karena kepentingan kepentigan sesaat.
Kasus Martin Luther di Jerman merupakan bukti kongkrit bagaimana lembaga keagamaan menjadi hal yang provan dan tidak berarti sama sekali. Dikarenakan kepentingan duniawi (perkawinan pendeta katholik), menyebabkan berdirinya Agama baru yaitu Kristen Protestan. Kebebasan inilah yang akhirnya memunculkan faham Pluralisme.
b. Munculnya kebebasan Berpendapat
Pendapat merupakan hak individu untuk mengemukakan gagasannya kepada siapapun. Agar manusia memiliki hak yang sama dalam mengemukakan pendapat inilah kemudian dibentuklah lembaga perwakilan dalam parlemen untuk menyalurkan aspirasi mereka. Tentunya dengan mekanisme politik. Oleh karena itulah demokrasi menjadi salah satu faham yang pokok dalam mabda Kapitalisme.
c. Munculnya kebebasan berprilaku
Prilaku adalah hal yang asasi dalam mabda kapitalis. Seseorang tidak diperkenankan menganggu eksistensi prilaku seseorang yang lain. Pelanggaran terhadap kebebasan prilaku ini berarti melanggar HAM seseorang.
d. Kebebasan dalam kepemilikan
Kepemilikan menurut ideologi kapitalisme adalah tidak terbatas. Karena berhenti bagi mereka adalah kematian. Cukup adalah kegagalan. Sehingga sistem ekonomi kapitalis sangat mengerikan dalam implementasinya. Apalagi dengan ditemukannya Mesin Uap oleh James Watt di Inggris yang mendorong terjadinya Revolusi Industri. Akibatnya terjadilah perubahan yang sangat radikal, dari sistem feodalistik dengan faham Merkhanteisme menjadi Industri dengan sistem penjajahan ekonominya.
Wallahu a'lam bish shawab.***
Kritik Islam Atas Ideologi Besar Dunia Selain Islam
2011-02-15T07:18:00+07:00
Firman Azka's Blog
Politik|Sejarah Islam|
Langganan:
Posting Komentar (Atom)