Senin, 07 Maret 2011
Ideologi Islam Hadir Sebagai Solusi
2011-03-07T11:45:00+07:00Firman Azka's BlogPolitik|Sejarah Islam|
Comments
Ideologi Islam Hadir Sebagai Solusi
Islam adalah agama sekaligus sebagai sebuah ideologi. Memisahkan Islam daripada ideology merupakan sebuah kekeliruan yang fatal. Islam dikatakan sebagai ideologi yang memiliki sifat komprehensif atau menyeluruh karena mengatur hubungan manusia secara totalitas baik itu menyangkut hubungan manusia dengan Allah (habluminallah), seperti; shalat, puasa, zakat, haji, jihad. Menyangkut hubungan manusia dengan sesamanya (hablumminan nas), seperti; ekonomi, social, politik, pendidikan, dan sanksi. Serta mengatur hubungan dengan dirinya (habluminafsi), seperti akhlak, pakaian, makanan dan minuman.
Agama Islam berbeda dengan agama lain seperti agama Budha, Konghucu, Kristen, Hindu serta agama lainnya yang mana mereka tidak memiliki seperangkat aturan didalam agama mereka yang berfungsi mengatur hubungan antar mereka. Inilah yang membedakan Islam sebagai sebuah agama plus sebagai sebuah ideology disbanding agama lain yang tidak berfungsi sebagai sebuah ideologi.
Islam adalah agama yang sempurna, kesempurnaan Islam meliputi adanya system hidup dan system hukum.
“Dan Kami turunkan kepadamu Al-Kitab (Al-Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu..” (Surat An-Nahl [16]: 89)
Ini berarti, perkara apapun ada hukumnya, dan problematika apa saja, atau apapun tantangan yang dihadapi kaum Muslim, akan dapat dipecahkan dan dijawab oleh Dinul Islam.
Kebangkitan Ideologi Islam
Sejak diruntuhkan Khilafah oleh agen Inggris berdarah yahudi dari suku Dunamah yakni Mustafa kemal At-Tarturk pada tanggal 3 maret 1924 silam, Umat Islam memang menjadi seperti anak ayam kehilangan induknya. Negeri-negeri yang dulu menjadi satu tanpa ada sekat dibawah institusi daulah Khilafah Islam, kini negeri-negeri itu terpecah-pecah menjadi lebih dari 57 negara.
Bahkan negeri Sudan adalah contoh teranyar yang baru saja terpisah menjadi 2 yakni Sudan Selatan yang didominasi oleh kaum Kristen dan Sudan Selatan yang didominasi oleh Kaum Muslim. Ini tidak terlepas dari konspirasi Negara barat yakni Amerika melalui Refrendum rakyat Sudan.
Namun, fajar kebangkitan Islam mulailah tampak, dan sinarnya semakin bercahaya. Ini ditandai dengan semakin tingginya kesadaran umat Islam akan kesatuan dan persatuan. Seruan penegakan daulah Khilafah sebagai institusi pemersatu umat semakin membahana diberbagai negeri yang tersebar di lima benua.
Bahkan dinegara pengemban ideology Kapitalisme yakni Amerika Serikat, seruan khilafah pun terdengar, bahkan pernah melakukan konfrensi khilafah disana untuk yang kali pertama, walaupun konfrensi khilafah yang kedua gagal karena pihak penyedia tempat konfrensi ditekan oleh Pemerintah Amerika agar membatalkan tempat tersebut sebagai tempat pelaksaan konfrensi Khilafah.
Bahkan di Negara yang baru saja terjadi pergolakan politik yakni Tunisia yang mengakibatkan Presiden Ben Ali mengundurkan diri setelah tidak mampu meredam konflik yang terjadi di pusat kota akibat aksi unjuk rasa dan penjarahan, seruan Khilafah pun masih dapat kita dengar di sana.
Ide Khilafah yang dulu hanya bermula dari sudut Masjid al aqsa oleh Syaikh Taqiyudin an-Nabhani rahimullah kini telah merambah ke seluruh penjuru dunia. Ide Khilafah telah berada di lebih dari 40 negara dan tersebar di lima Benua.
Berbegai gerakan Islam pun telah menyuarakan kebangkitan umat ini dengan system Khilafah-nya. Kesadaran ini terus muncul dan tumbuh di tengah-tengah umat. Ide Khilafah telah menjadi wa’yul ‘am (kesadaran umum) setelah sebelumnya menjadi ro’yul ‘am (opini umum) ditengah-tengah masyarakat.
Memang, tanpa Khilafah Islam, umat tidak bisa menjadi umat yang disebut al qur’an sebagai sebaik-baik umat (lihat Surat Ali Imran ayat 110). Inilah yang juga telah menjadi kesadaran masyarakat di dunia Islam. Mereka sadar dan yakin, bahwa semua persoalan dan permasalahan yang menimpa dunia dengan segala penderitaanya selain akibat dari system kapitalisme yang sekarang sedang “berkuasa” melainkan juga karena ketiadaan Khilafah Islam sebagai pengganti system Kapitalisme itu sendiri.
System Khilafah sudah pernah terbukti dalam rentan panjang sejarahnya yang telah menorehkan tinta emas peradaban yang gemilang, sejak bermula dari daulah Islam kali pertama di Madinah yang Rasulullah saw dirikan, kemudian mampu menyebar ke lebih 2/3 dunia.
Insya Allah, fajar kebangkitan sekaligus kemenangan itu akan muncul tidak lama lagi. Ini hanyalah persoalan waktu. Karena janji Allah pastilah akan terjadi, sebagimana pula janjiNya pada bisyarah khilafah jilid II melalui lisan rasulNya yang mulia yakni Rasulullah saw.
“…kemudian akan ada khilafah yang berada diatas manhaj kenabian. Kemudian beliau diam” (Musnad Imam Ahmad).
Wallahu A’lam bish shawab.***
Agama Islam berbeda dengan agama lain seperti agama Budha, Konghucu, Kristen, Hindu serta agama lainnya yang mana mereka tidak memiliki seperangkat aturan didalam agama mereka yang berfungsi mengatur hubungan antar mereka. Inilah yang membedakan Islam sebagai sebuah agama plus sebagai sebuah ideology disbanding agama lain yang tidak berfungsi sebagai sebuah ideologi.
Islam adalah agama yang sempurna, kesempurnaan Islam meliputi adanya system hidup dan system hukum.
“Dan Kami turunkan kepadamu Al-Kitab (Al-Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu..” (Surat An-Nahl [16]: 89)
Ini berarti, perkara apapun ada hukumnya, dan problematika apa saja, atau apapun tantangan yang dihadapi kaum Muslim, akan dapat dipecahkan dan dijawab oleh Dinul Islam.
Kebangkitan Ideologi Islam
Sejak diruntuhkan Khilafah oleh agen Inggris berdarah yahudi dari suku Dunamah yakni Mustafa kemal At-Tarturk pada tanggal 3 maret 1924 silam, Umat Islam memang menjadi seperti anak ayam kehilangan induknya. Negeri-negeri yang dulu menjadi satu tanpa ada sekat dibawah institusi daulah Khilafah Islam, kini negeri-negeri itu terpecah-pecah menjadi lebih dari 57 negara.
Bahkan negeri Sudan adalah contoh teranyar yang baru saja terpisah menjadi 2 yakni Sudan Selatan yang didominasi oleh kaum Kristen dan Sudan Selatan yang didominasi oleh Kaum Muslim. Ini tidak terlepas dari konspirasi Negara barat yakni Amerika melalui Refrendum rakyat Sudan.
Namun, fajar kebangkitan Islam mulailah tampak, dan sinarnya semakin bercahaya. Ini ditandai dengan semakin tingginya kesadaran umat Islam akan kesatuan dan persatuan. Seruan penegakan daulah Khilafah sebagai institusi pemersatu umat semakin membahana diberbagai negeri yang tersebar di lima benua.
Bahkan dinegara pengemban ideology Kapitalisme yakni Amerika Serikat, seruan khilafah pun terdengar, bahkan pernah melakukan konfrensi khilafah disana untuk yang kali pertama, walaupun konfrensi khilafah yang kedua gagal karena pihak penyedia tempat konfrensi ditekan oleh Pemerintah Amerika agar membatalkan tempat tersebut sebagai tempat pelaksaan konfrensi Khilafah.
Bahkan di Negara yang baru saja terjadi pergolakan politik yakni Tunisia yang mengakibatkan Presiden Ben Ali mengundurkan diri setelah tidak mampu meredam konflik yang terjadi di pusat kota akibat aksi unjuk rasa dan penjarahan, seruan Khilafah pun masih dapat kita dengar di sana.
Ide Khilafah yang dulu hanya bermula dari sudut Masjid al aqsa oleh Syaikh Taqiyudin an-Nabhani rahimullah kini telah merambah ke seluruh penjuru dunia. Ide Khilafah telah berada di lebih dari 40 negara dan tersebar di lima Benua.
Berbegai gerakan Islam pun telah menyuarakan kebangkitan umat ini dengan system Khilafah-nya. Kesadaran ini terus muncul dan tumbuh di tengah-tengah umat. Ide Khilafah telah menjadi wa’yul ‘am (kesadaran umum) setelah sebelumnya menjadi ro’yul ‘am (opini umum) ditengah-tengah masyarakat.
Memang, tanpa Khilafah Islam, umat tidak bisa menjadi umat yang disebut al qur’an sebagai sebaik-baik umat (lihat Surat Ali Imran ayat 110). Inilah yang juga telah menjadi kesadaran masyarakat di dunia Islam. Mereka sadar dan yakin, bahwa semua persoalan dan permasalahan yang menimpa dunia dengan segala penderitaanya selain akibat dari system kapitalisme yang sekarang sedang “berkuasa” melainkan juga karena ketiadaan Khilafah Islam sebagai pengganti system Kapitalisme itu sendiri.
System Khilafah sudah pernah terbukti dalam rentan panjang sejarahnya yang telah menorehkan tinta emas peradaban yang gemilang, sejak bermula dari daulah Islam kali pertama di Madinah yang Rasulullah saw dirikan, kemudian mampu menyebar ke lebih 2/3 dunia.
Insya Allah, fajar kebangkitan sekaligus kemenangan itu akan muncul tidak lama lagi. Ini hanyalah persoalan waktu. Karena janji Allah pastilah akan terjadi, sebagimana pula janjiNya pada bisyarah khilafah jilid II melalui lisan rasulNya yang mulia yakni Rasulullah saw.
“…kemudian akan ada khilafah yang berada diatas manhaj kenabian. Kemudian beliau diam” (Musnad Imam Ahmad).
Wallahu A’lam bish shawab.***
Ideologi Islam Hadir Sebagai Solusi
2011-03-07T11:45:00+07:00
Firman Azka's Blog
Politik|Sejarah Islam|
Langganan:
Posting Komentar (Atom)