Senin, 05 Juli 2010
Khulafaur Rasyidin, Cermin Pemimpin Islam Berkompeten dan Shalih
2010-07-05T15:12:00+07:00Firman Azka's BlogSejarah Islam|
Comments
Khulafaur Rasyidin, Cermin Pemimpin Islam Berkompeten dan Shalih
Sejarah Islam dalam hal kepemimpinan tak lagi diragukan. Setelah wafatnya Rasulullah, umat Islam yang begitu kehilangan sosok pemimpin yang tak tiada duanya memutuskan untuk memilih pengganti yang tepat. Akan tetapi mereka tak sembarang memilih dan kebanyakan yang dipilih mereka adalah orang-orang luar biasa shalihnya.
Khulafaur rasyidin ditinjau dari segi bahasa, terdiri atas dua kata, yakni khulafau bentuk jamak dari khalifah yang berati pengganti dan ar rasyidin berarti orang yang diberi petunjuk. Jadi makna sebenarnya adalah orang yang menggantikan Rosulullah SAW, sebagai pemimpin agama dan degara yang meberi petunjuk, jujur dan adil.
Mereka semua selalu berusaha mengikuti jejak langkah Rosulullah SAW, dalam segala hal. Dan jabatan yang dipengan oleh khulafaur rasyidin itu dapat dilaksanakan sebaik-baiknya walaupun masih ada kekurangan sebagi manusia, namun jasa mereka sangat berharga dalam memajukan Islam.
Dalam sejarah Islam kita hanya mengenal empat khulafaur rasyidin, yaitu :
A). Abu Bakar As Siddiq (11 – 13 H / 632 – 634 M).
Beliau merupakan Rosulullah SAW dan orang yang pertama kali masuk Islam. Sebelumnya beliau bernama Abdullah bin Abi Quhafah dan juga termasuk mertua Nabi Muhammad SAW. Beliau mendapatkan gelar As Siddiq, karena beliau orang yang pertama kai membenarkan peristiwa Isra’ Mi’raj.
Beliau bangsa kaum Quraisy yang terhormat dan bersikap jujur, adil dan bijaksana, sebagai seorang ahli hukum. Di samping menjadi saudagar kaya raya dan sangat dermawan. Sifatnya yang terpuji, pemaaf, rendah hati dan memiliki kemauan keras dengan giatnya untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.
Pencalonan Abu Bakar As Siddiq didukung oleh Umar bin Khattab dan dikikuti oleh sahabat yang lainnya. Adalah karena berikut :
1. Abu Bakar merupakan orang yang pertama kali masuk Islam dari golongan orang tuadan sahat yang sangat disegai Rosulullah SAW.
2. Beliau juga tidak pernah berbuat Jahiliyah sebelum Islam sebagaimana kebiasaan bangsa Arab dulu lainnya.
Setelahnya, Abu bakar berpidato dihadapan umat Islam yang berisikan bahwa beliau adalah manusia biasa yang pasti berbuat salah. Oleh karenanya ika berbuat salah tolong dibantu ke jalan yang benar dan dimaafkan. Serta mengajak bertaqwa dan hanya takut kepada Allah SWT.
Abu Bakar As Siddiq, telah membuktikan dirinya sebagai seseorang yang pantas menduduki tampuk pemerintahan setelah Rasulullah. Hal ini dibuktikannya dengan melakukan langkah-langkah penting diantaranya
1. Pembenahan zakat
Beliau menjabat sejak tahun 11 – 13 H atau tahun 632 – 634 M. Dan beliau selalu marah ketika ada sekelompok orang atau individual yang tidak berzakat tanpa alasan agama, dan memeranginya.
2. Memberantas Nabi palsu dan orang-orang murtad
Saat itu ada Nabi palsu yang bernama Musailamah Al Kadzab yang mempengaruhi pengikut Abu Bakar untuk sesat.dan dibunuh oleh Wahsyi setelah diperingatkan tidak simpati. Dan masih banyak lagi kaum murtad yang membandel dengan perintah agama Isalam yang diluruskan oleh pedangnya Abu Bakar dan pengikut setianya.
3. Mengumpulkan Al Qur’an
Akibat peperangan, bnayk orang yang hafal Al Qur’an gugur di medan perang. Atas usul sahabat Umar bin Khattab, kepada Khalifah Abu Bakar untuk mengumpulkan ayat Al Qur’an yang tercecer dan disalin oleh Zaid bin Tsabit.
4. Perluasan Islam
Saat itu terjadi perluasan kekuasaan ke negeri Syam (Syiria). Dan menjadi dareah jajahan Romawi yang mengancam kaum muslimin sendiri. Dan berperang dengan 30.000 pasukan. Sedangkan Romawi berjumlah 100.000 pasukan. Namun atas izin Allah SWT, kaum muslimin memperoleh kemenangan dibawah pimpinan Khlaid bin Walid.
B). Umar bin Khattab (13 – 23 H / 634 – 644 M)
Beliau adalah putra Naufal Al Quraisy dari suku Ady. Dan ia pemimpin yang tegas, berani, disamping menjadi saudagar sukses. Dia diberi gelar oleh Rosulullah SAW, yaitu “Al Faruq”, yang berarti dapat membedakan yang hak dan batil.
Saat kepemimpinan Abu Bakar, beliau mencalonkan Umar bin Khattab sebagai khalifah selanjutnya. Dan berhubung tidak ada yang menentang, maka dipilihlah Umar bin Khattab sebagai khalifah berikutnya.
Saat itulah umat Islam memperoleh keberhasilan yang gemilang dengan perluasan daerah kekuasaan :
a. Peremuan di Ajnadin tahun 16H / 636 M setelah menaklukan Damaskus kota-kota di Syiria jatuh ke tentara Islam seperti Aleppo Homs, dan Anthiokhia
b. Penaklukan Baitul Mukaddas tahun 18 H / 639 M. Seluruh Syam dan Palestina telah berada di tangan tentara Islam.
c. Penaklukan Irak, Persia, kota Arsy dan Al Farman.
Usaha Umar bin Khattab yang penting antara lain membagi negaranya diberbagai wilayah dan pegawainya, pengawasan ketertiban umum, mendirikan Baitul Mal (uang kas negara), menugaskan hakim (qadh) di tiap wilayah dan membentuk Dewan Angkatan Perangd, dan menetapkan tahun Hijriyah dari hijrahnya Rosulullah SAW sebagai kalender.
C). Usman bin Affan (23 – 35 H / 644 – 656 M).
Beliau merupakan sahabat yang mula-mula masuk Islam dan hartawan dan dermawan. Beliau sangant bijaksana, dan bertaqwa kepada Allah SWT. Oleh karena itu beliau dipiliholeh Umar bin Khattab dan sahabat lainnya sebagai khalifah.
Usman juga banyak berjasa dalam jabatannya seperti mendirikan gedung pengadilan, armada Islam dan wilayah pemerintahan. Dan juga mengadakan perluasan kekuasaan dan membukukan mushaf Al Qur’an.
Belaiu meninggal pada tahun 35 H atau 656 M, dibunuh oleh kaum pemberontah hasutan Abdullah bin Saba’. Usman mendapat gelar “Dzun Nurain” yaitu orang yang memiliki dua cahaya karena menikah dengan 2 putri Rosulullah SAW, yaitu Ruqayyah, dan Ummi Kultsum.
D). Ali bin Abi Thalib (35 – 40 H / 656 – 660 M)
Ali dikenal orang yang pemberani, pemurah, dermawan, rendah hati, jujur, amanah, adil, disiplin, dan sebagainya. Dan beliau juga pernah menanggung resiko besar ketikan menyelamatkan Nabi Muhammad SAW saat perjalanan hijrah ke Madinah bersama Abu Bakar As Siddiq. Begitu pula di dalam peperangan.
Setelah sepeninggal Usman bin Affan, umat Islam berbondong-bondong menemui Ali bin Abi Thalib, Namun Ali tidak bersedia karena Thalhah bin Ubaidillah dan Zubir bin Awwam tidak ikut. Barulah setelah ada dukungan keduanya, beliau mau menerima jabatan itu.
Namun ada 3 golongan yang tidak menyetujui beliau menjadi khalifah, yaitu :
a. Golongan pemberontak dan yang menuntut kematian Usman bin Affan.
b. Golongan yang menentang Ali karena tidak disetujui umat Islam seutuhnya yang dipimpin oleh Aisyah di bantu Thalhah dan Zubair.
Dari golongan pemberontak terjadi peperangan yang sengit seperti Perang Jamal (perang Berunta) yang terjadi tahun 36 H atau 656 M. Perang ini terjadi antara kubu Ali bin Abi Thalib dengan kaum muslimin dipimpin Aisyah dibantu Thalhal dan Zubair. Disebabkan karena ada hasutan dari Abdullah bin Saba’. Pertempuran dimenangkan pihak Ali bin Abi Thalib. Sedangkan Thalhah dan Zubair gugur di medan peperangan.
Kemudian terjadi Perang Sifin, yaitu perang saudara antara keturunan Ali bin Abi Thalib dengan keturunan Bani Hasyim dan Muawiyah dari keturunan Bani Umayyah. Terjadi di sebelah barat sungai Afratdan pihak Muawiyah kalah dan meraikan diri, tetapi Amr bin Ash mengangkat Al Qur’an sebagai wujud tanda damai.
Beliau ingin menjadi khalifah berikutnya, namun menentapkan Muawwiyah sebagai khalifah karena Ali bin Abi Thalib telah diturunkan jabatannya oleh Abu Musa Al Asyari.
Saat itulah dimulainya kemarahan pendukung Ali bin Abi Thalib dan menimbulkan peperangan. Tepat tanggal 17 Ramadhan 40 H, Ali bin Abi Thalib dibunuh oleh Ibnu Muljam ketika melakukan salat subuh di Masjid Kufah. Dengan wafatnya Ali, maka berakhirlah masa khulafaur rasyidin.
Sudah saatnya pemimpin bangsa ini dipimpin oleh pemimpin Islam yang shalih.
Wallahu a'lam bish showab.***
Khulafaur Rasyidin, Cermin Pemimpin Islam Berkompeten dan Shalih
2010-07-05T15:12:00+07:00
Firman Azka's Blog
Sejarah Islam|
Langganan:
Posting Komentar (Atom)