Tajuk Karangan

Makanan dan MinumanHukum Islam Tentang Makanan - MinumanDunia di era globalisasi memang serba memusingkan. Mau ini salah, mau itu juga salah. Karena kita telah mengenal segala sesuatu dengan cara pintas dan tidak baik. Banyak terjadi kemungkaran di mana-mana. Termasuk makanan dan minuman yang haram.....

Readmore

Larangan Sombong Dalam IslamLarangan Sombong Dalam IslamSuatu hari mungkin kita menemui suatu kemudahan dalam urusan kita. Orang lain bertanya kepada kita bagaimana cara anda menyelesaikan persoalan tersebut....

Readmore

Bencana Akibat Kemaksiatan - Sistem Yang BatilBencana Akibat Kemaksiatan - Sistem Yang BatilSungguh amat pilu negeri pertiwi kita. Bencana kembali melanda Indonesia, ini sejarah mencatat 3 bencana besar datang hampir bersamaan. Mulai dari bencana di Wasior, Papua,.....

Readmore

Kaum Terdahulu Yang DimusnahkanKaum Terdahulu Yang Dimusnahkan Sebenarnya, dari dulu telah terjadi kerusakan moral dan etika yang dikenal dengan zaman jahiliyah (kebodohan). Mereka adalah kaum yang dilaknat oleh Allah SWT dan diabadikan di dalam Al Quran...

Readmore

Kembali ke Al Quran - Hadis, Tegakkan Syariah IslamKembali ke Al Quran - Hadis, Tegakkan Syariah IslamDilema masyarakat kita tentang kebenaran suatu perkara atau hal yang sangat pelik sekali pun menjadi sesuatu yang tidak dapat ditentang. Sudah merupakan tuntutan jaman yang serba ingin cepat dan instan, membuat segalanya jadi kabur....

Readmore

Senin, 06 September 2010

Comments Mengakhiri Ramadhan, Mengharap Diterimanya Amal


Ramadhan hampir meninggalkan kita dan tiada tersisa daripadanya melainkan sedikit saja Berbahagialah orang-orang yang telah berbuat kebaikan dan menutupnya dengan sempurna. Adapun orang-orang yang telah menyia-nyiakannya maka berusahalah untuk menutupnya dengan kebaikan pula, karena yang dinilai dari amal adalah penutupnya.

Hati orang-orang yang bertakwa selalu merasakan kerinduan kepada bulan Ramadhan ini dan merasakan kepedihan yang sangat apabila harus berpisah darinya. Bagaimana mungkin seorang mukmin tidak menangis ketika berpisah dengannya, padahal dia tidak mengetahui apakah bisa bertemu lagi dengannya atau tidak? Apakah masih ada umur untuk kembali bertemu dengannya? Nah, banyak diantara orang-orang yang saleh (salafus saleh) mengakhiri Ramadhan dengan berbagai hal yang patut kiranya kita menirunya. Berikut ulasannya.

Penentuan Amal
Para sahabat bersungguh-sungguh dalam memperbaiki dan menyempurnakan amal mereka kemudian setelah itu mereka memperhatikan dikabulkannya amal tersebut oleh Allah dan takut apabila amal yang telah mereka kerjakan sekian lama ditolak.

Berkata sebagian salaf –rahimahumullah: Mereka (para sahabat) berdoa kepada Allah–subahanahu wa ta'ala selama enam bulan agar dipertemukan bulan Ramadhan, kemudian mereka berdoa kepada Allah –subahanahu wata'ala selama enam bulan agar amal mereka dikabulkan.

Umar bin Abdul Aziz –rahimahullah keluar pada hari raya Iedul Fitri dan berkata dalam khutbahnya: Wahai manusia! Sesungguhnya kamu telah berpuasa karena Allah–subahanahu wa ta'ala selama tiga puluh hari, dan kamu shalat (tarawih) selama tiga puluh hari pula, dan hari ini kamu keluar untuk meminta kepada Allah–subahanahu wa ta'ala agar dikabulkan amalmu.

Sebagian dari mereka tampak bersedih ketika hari raya Idul Fitri, lalu dikatakan kepadanya:
Ini adalah hari kesenangan dan kegembiraan. Dia menjawab: Kamu benar, akan tetapi aku adalah seorang hamba yang diperintah oleh Tuhanku untuk beramal karena-Nya, dan aku tidak tahu apakah Dia mengabulkan amalku atau tidak?

Dari kisah di atas, jelaslah bahwa mereka takut bilamana amal mereka tidak diterima oleh Allah. Bahkan mereka hampir tak menghiraukan hari kemenangan (Idul Fitri) dikarenakan cemas terhadap amal-amal mereka di Bulan Ramadhan.

Ikhlas, Agar Tak Sia-sia
Jika demikian, patutlah kita cemas dan khawatir bagaimana bila amal-amal kita di Bulan Ramadhan bagaikan tumpukan abu yang diterbangkan oleh angin yang sangat kencang, hilang tak berbekas (sia-sia).

Allah subhanahu wa ta'ala tidak akan menerima suatu amalan kecuali ada padanya dua syarat, yaitu: Ikhlas karena Allah dan mutaba'atus sunnah atau mengikuti sunnah Rasulullah (sesuai tuntunan dan ajaran Nabi Muhammad) serta yang paling baik, sebagaimana dalam quran surat Al Mulk {67}:2

"(Allah) Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa diantara kamu yang lebih baikamalnya."

Al-Fudhail bin 'Iyad mengatakan bahwa yang dimaksud ayat tersebut dengan yang lebih baik amalnyaadalah yang ikhlas karena Allah semata dan mengikutisunnah Rasulullah –sallallahu 'alaihi wa 'ala alihi wasallam.

Ikhlas adalah amalan yang berat karena hawa nafsu tidak mendapatkan bagian sedikitpun, namun kita harus selalu melatih diri kita sehingga menjadi mudah dan terbiasa untuk ikhlas.

Mudah-mudahan ibadah puasa kita, ibadah dan amal-amal lain yang turut mewarnai kehidupan kita di Bulan Ramadhan diterima dan ditetapkan pahala yang berlipat ganda oleh Allah hingga kita mencapai derajat taqwa sebagai tujuan utama puasa Ramadhan. Baca selengkapnya.

Wallahu a'lam bish shawab.***