Tajuk Karangan

Makanan dan MinumanHukum Islam Tentang Makanan - MinumanDunia di era globalisasi memang serba memusingkan. Mau ini salah, mau itu juga salah. Karena kita telah mengenal segala sesuatu dengan cara pintas dan tidak baik. Banyak terjadi kemungkaran di mana-mana. Termasuk makanan dan minuman yang haram.....

Readmore

Larangan Sombong Dalam IslamLarangan Sombong Dalam IslamSuatu hari mungkin kita menemui suatu kemudahan dalam urusan kita. Orang lain bertanya kepada kita bagaimana cara anda menyelesaikan persoalan tersebut....

Readmore

Bencana Akibat Kemaksiatan - Sistem Yang BatilBencana Akibat Kemaksiatan - Sistem Yang BatilSungguh amat pilu negeri pertiwi kita. Bencana kembali melanda Indonesia, ini sejarah mencatat 3 bencana besar datang hampir bersamaan. Mulai dari bencana di Wasior, Papua,.....

Readmore

Kaum Terdahulu Yang DimusnahkanKaum Terdahulu Yang Dimusnahkan Sebenarnya, dari dulu telah terjadi kerusakan moral dan etika yang dikenal dengan zaman jahiliyah (kebodohan). Mereka adalah kaum yang dilaknat oleh Allah SWT dan diabadikan di dalam Al Quran...

Readmore

Kembali ke Al Quran - Hadis, Tegakkan Syariah IslamKembali ke Al Quran - Hadis, Tegakkan Syariah IslamDilema masyarakat kita tentang kebenaran suatu perkara atau hal yang sangat pelik sekali pun menjadi sesuatu yang tidak dapat ditentang. Sudah merupakan tuntutan jaman yang serba ingin cepat dan instan, membuat segalanya jadi kabur....

Readmore

Minggu, 25 Juli 2010

Comments Siap Puasa di Bulan Ramadhan, Tunggu Dulu!

Tak terasa bulan yang dimuliakan oleh Allah SWT dan yang sering dinanti-nanti oleh para sahabat Rasul dan Nabi Muhammad SAW akan tiba. Hanya tinggal hitungan hari, kita insya Allah dapat bertemu dengan bulan yang agung ini. Betapa tidak, berbagai keutamaan ibadah sunnah, amal, kebaikan, sedekah, dan berbagai aktifitas yang diniatkan ikhlas karena Allah akan mendapatkan pahala yang dilipatgandakan dan diberikan keutamaan lebih dibanding bulan-bulan selainnya.

Benar, itulah Bulan Ramadhan. Bulan yang tentu dinantikan oleh orang-orang yang beriman dan bertaqwa sebagai ajang berlomba-lomba dalam kebaikan selain menahan diri dari lapar dan dahaga. Diriwayatkan dari Sahl bin Saad r.a katanya:

Rasulullah s.a.w bersabda: Sesungguhnya di dalam surga itu terdapat pintu yang dinamakan Ar-Rayyan. Orang yang berpuasa akan masuk melalui pintu tersebut pada Hari Kiamat kelak. Tidak boleh masuk seorangpun kecuali mereka. Kelak akan ada pengumuman: Di manakah orang yang berpuasa? Mereka lalu berduyun-duyun masuk melalui pintu tersebut. Setelah orang yang terakhir dari mereka telah masuk, pintu tadi ditutup kembali. Tiada lagi orang lain yang akan memasukinya”. (Riwayat Bukhari-Muslim)

Kemudian dalam sebuath riwayat dari Abu Said al-Khudri r.a katanya:

Rasulullah s.a.w bersabda: Setiap hamba yang berpuasa di jalan Allah, Allah akan menjauhkannya dari api Neraka sejauh perjalanan tujuh puluh tahun”. (Riwayat Bukhari-Muslim)

Siap puasa di Bulan Ramadhan, tunggu dulu! Hendaknya kita berfikir sejenak, apa yang telah kita persiapkan untuk menyambutnya sehingga kita tidak serta merta langsung puasa. Diperlukan rencana berjangka tiga puluh hari kedepan untuk siap berpuasa di Bulan Ramadhan. Hal ini patut dilakukan agar kita mendapatkan pahala secara maksimal dan menjadikan Bulan Ramadhan sebagai bulan penempaan akhlak dan pribadi kita. Lebih lanjut, berikut ulasannya.

Bukan Sekedar Puasa
Tujuan kita, umat Islam berpuasa adalah menerapkan syariah Islam yang telah dilakukan pada zaman Rasulullah SAW dan sahabatnya yang mulia. Allah telah berfirman dalam QS. Al Baqarah {2}: 183

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,

Berdasarkan ayat di atas, tujuan utama kita berpuasa adalah menjadi orang yang bertaqwa. Orang yang bertaqwa adalah orang yang paling mulia di sisi AllahBertaqwa secara bahasa berarti menjaga, waspada, dan berhati-hati. Sedangkan menurut istilah taqwa adalah menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangannya. Jika boleh saya definisikan, taqwa itu sebenarnya menjaga, waspada, dan berhati-hati dalam menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangannya untuk mencapai derajad paling mulia.

Yang perlu kita ketahui disini adalah, apakah dengan sekedar kita menahan diri dari lapar dan dahaga membuat kita menjadi orang-orang yang mulia di sisi Allah. Jika demikian, sungguh mudah sekali dan saya yakin setiap muslim pasti mendapatkannya.

Setelah kita mengetahui bahwa tujuan puasa adalah menjadi orang yang bertaqwa, yakni orang yang paling mulia kedudukannya disisi Allah hendaknya kita sadar dan memacu diri untuk benar-benar berniat membenahi dan menjaga diri dalam puasa kita nantinya. Tanpa niat ikhlas menjadikan puasa di Bulan Ramadhan sebagai wahana penempaan diri untuk kemudian selepas Bulan Ramadhan kita menjadi orang yang lebih baik, tentulah puasa kita tak bernilai apapun. Rasulullah telah bersabda :

"Berapa banyak orang yang puasa tidak mendapat dari puasanya kecuali lapar dan dahaga." (HR Nasai dan Ibnu Majah).

Oleh karena itu, hendaknya mulai saat ini (sebelum puasa Ramadhan) kita sudah mencoba untuk melakukan amal kebajikan lebih banyak seperti bersabar, tidak ghibah (menggunjing), banyak mengucap kalimat istighfar (memohon ampun kepada Allah), dan perbuatan bathil dan maksiat lainnya yang dapat mengurangi, bahkan menggugurkan pahala puasa kita agar nantinya lebih terbiasa dilakukan pada Bulan Ramadhan.

Puasa Sya'ban
Pada zaman Rasulullah dan sahabat beliau yang berakhlak mulia sebelum datang Bulan Ramadhan, mereka banyak puasa di Bulan Sya'ban, yakni bulan sebelum Ramadhan sebagai pelatihan. Mengenai waktu puasanya para ulama terdapat perbedaan pendapat. untuk ulama yang memperbolehkan puasa sebulan penuh di Bulan Sya'ban berdasarkan hadis riwayat dari Umi Salmah:

"Saya tak pernah melihat Rasulullah puasa dua bulan berturut-turut kecuali di bulan Sya'ban dan Ramadan." Dalam redaksi lain: "Tidak pernah Rasulullah melakukan puasa sunnah sebulan penuh kecuali di bulan Sya'ban." (Riwayat Ahmad, Abu Daud, Tirmidzi, Nasa'i, Ibnu Majah).

Dan dalam riwayat lain oleh Ibnu Majah:

"Nabi pernah puasa (penuh) di bulan Sya'ban dan Ramadan."

Akan tetapi dalam penerapannya, Rasulullah dan sahabat beliau sering melakukan puasa sunnah sehingga puasa sebulan di Bulan Sya'ban tidak begitu mengganggu puasa di Bulan Ramadhan. Sementara kita mungkin yang jarang atau bahkan tidak pernah puasa sunnah diperbolehkan berpuasa menurut kemampuan asalkan puasa sunnah Sya'ban tidak mengganggu puasa wajib di bulan Ramadhan. Bahkan terdapat hadis yang menerangkan larangan puasa satu atau dua hari sebelum berpuasa dikarenakan Rasullah khawatir umatnya tidak sanggup berpuasa sya'ban yang langsung disambung dengan puasa Ramadhan sehingga memberikannya jeda waktu untuk istirahat.

Demikian sedikit materi yang dapat saya berikan. Semoga Allah memberikan kesempatan berjumpa dengan Bulan Ramadhan, memberikan kesanggupan berpuasa dan beramal shalih, mendapatkan keutamaan Ramadhan (insya Allah saya akan bahas) hingga akhir bulan nanti. Dan dengan puasa kita mudah-mudahan kita bisa menjadi orang yang mulia, yakni orang yang bertaqwa.

Wallahu a'lam bish showab.***